Liputan6.com, Kolombo - Enam belas orang, termasuk empat anak-anak tewas, setelah gunung sampah longsor dan mengubur rumah-rumah penduduk di Sri Lanka, Jumat 14 April 2017.
Tragedi itu diawali suara menggelegar. "Bunyinya seperti guntur," kata seorang warga, Kularathna, seperti dikutip dari BBC, Sabtu (15/4/2017).
Baca Juga
"Tegel di rumah kami retak, kemudian air berwarna hitam mulai mengalir ke dalam."
Advertisement
Tumpukan sampah busuk setinggi 91 meter yang runtuh sebelumnya sempat bergeser dari lokasinya semula, setelah peristiwa banjir yang disusul kebakaran.
Setidaknya 40 rumah yang berada di dekatnya terkubur. Di antara korban tewas adalah empat bocah berusia 11 hingga 15 tahun.
Musibah tersebut terjadi di tengah perayaan Aluth Avurudda atau Tahun Baru Sinhala, yang jadi hari libur nasional di Sri Lanka.
Sudah lama lokasi pembuangan sampah di Kolombo itu jadi sumber kekhawatiran warga. Penduduk di sana menuntut lokasi itu dibersihkan dari kotoran yang menggunung.
Namun, yang justru terjadi, sekitar 800 ton sampah ditambahkan setiap harinya di lokasi penampungan di Meethotamulla.
Petugas keamanan kepada BBC mengatakan, ada 20 orang yang masih terkubur di rumahnya. Korban jiwa dikhawatirkan bertambah.
Apalagi, banyak orang tidak meninggalkan rumah mereka setelah kebakaran yang menimpa lokasi penimbunan sampah beberapa jam sebelumnya.
Proses evakuasi terus dilakukan, tentara Sri Lanka ikut dilibatkan.
Pihak pemerintah mengaku berencana untuk merelokasi lokasi timbunan sampah. Salah satu menteri Harsha De Silva mengatakan, tak akan ada lagi sampah yang dikirim ke Meethotamulla -- dan akan disalurkan ke dua lokasi lain. Belum jelas kapan keputusan itu diambil.
Rekaman yang diambil pada Sabtu 15 April 2017 menunjukkan orang-orang masih membuang sampah di Meethotamulla yang masih dirundung duka.
Sementara, Menteri De Sivba mengatakan, penduduk di sekitar tempat pembuangan sampah sudah diimbau untuk pindah karena ada risiko longsor.Â
Namun, kata dia, yang disayangkan, meski kompensasi telah diberikan pada keluarga-keluarga berisiko terkena longsor sampah, mereka enggan pindah.
"Bahkan baru dua hari lalu mereka disarankan untuk meninggalkan rumahnya," kata dia.
Insiden serupa juga terjadi bulan lalu. Longsor di tempat pembuangan sampah di ibukota Ethiopia, Addis Ababa, menewaskan sedikitnya 113 orang.