Ini yang Dibicarakan Jokowi Saat Bertemu dengan Aung San Suu Kyi

Masalah Muslim Rohingya menjadi kepedulian pemerintah Indonesia. Apakah itu yang dibicarakan Jokowi saat bertemu Aung San Suu Kyi?

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 29 Apr 2017, 13:02 WIB
Diterbitkan 29 Apr 2017, 13:02 WIB
Jokowi dan Aung San Suu Kyi
Jokowi dan Aung San Suu Kyi Bahas Kondisi Rakhine State disela-sela KTT ASEAN (Foto: Biro Pers Istana)

Liputan6.com, Manila - Presiden Joko Widodo berkesempatan bertemu State Counsellor Myanmar, Daw Aung San Suu Kyi di Manila, Filipina. Dalam pertemuan bilateral itu, kedua pemimpin negara membicarakan kondisi Rakhine State.

Usai pertemuan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, Suu Kyi menyampaikan terima kasih kepada Indonesia yang terus mendukung Myanmar menyelesaikan masalah yang terjadi di Rakhine. Dia pun memastikan komitmen Myamnar untuk memperbaiki keadaan.

"Suu Kyi menyampaikan bahwa situasinya memang tidak mudah, tetapi Suu Kyi menyampaikan bahwa komitmen pemerintah Myanmar sangat kuat untuk memperbaiki situasi yang ada di Rakhine State," ujar Retno, di lokasi, Sabtu (29/4/2017).

Sementara itu, Jokowi mengingatkan Suu Kyi untuk tetap menjaga kestabilan pemerintahan. Kondisi politik Myanmar sangat berpengaruh kepada kawasan, khususnya Asia Tenggara.

Jokowi juga menawarkan bantuan yang lebih bersifat jangka menengah dan panjang. Selama ini, Indonesia secara intensif mengirim berbagai bantuan langsung berupa bahan makanan dan pakaian.

"Intinya adalah agar Rakhine State ini bisa berkembang menjadi sebuah wilayah yang maju secara inklusif, yang tidak terjadi diskriminasi, dan sebagainya. Tadi Presiden mengatakan antara lain program-programnya yang kita tawarkan adalah program untuk kesehatan, untuk pendidikan, untuk livehood program, dan lain-lain," jelas Retno.

Jokowi dan Suu Kyi juga membahas pembangunan masjid di Rakhine yang dibangun oleh pemerintah Indonesia. Saat ini, semua perizinan sudah didapat dan bisa langsung melakukan pekerjaan konstruksi.

Selain itu, Indonesia juga menawarkan kerja sama peningkatan sumber daya Myanmar. Utamanya pelatihan bagi para polisi di Myanmar.

"Jadi secara nasional kalau dilihat dari jumlah, maka Myanmar itu hanya memiliki separuh dari kebutuhan polisi. Pernah disebut bahwa jumlah yang dimiliki sekitar 80 ribu tetapi sebenarnya jumlah yang diperlukan adalah 160 ribu. Suu Kyi mengatakan ingin bekerja sama dengan Indonesia dalam rangka capacity building untuk polisi-polisi," kata Retno.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya