Liputan6.com, Tehran - Jelang Pilpres Iran 2017 yang akan berlangsung pada 19 Mei 2017, Parlemen Uni Eropa mengeluarkan pernyataan sikap. Mereka menyebut bahwa pemilu Iran "tidak adil dan tidak bebas".
"Pemilu di Iran tidak bebas dan adil. Oposisi ditentang. Seluruh kandidat harus mendeklarasikan keyakinannya pada konsep keulamaan tertinggi Iran (supreme clerical)," ungkap 156 anggota Parlemen Uni Eropa melalui sebuah pernyataan tertulis seperti yang dilansir Eureporter.co, Kamis (18/5/2017).
Mereka menambahkan, sebuah lembaga bernama 'Guardian Council' yang anggotanya dipilih oleh Ayatollah Khamenei, mendiskualifikasi sebagian besar kandidat presiden yang akan maju.
Advertisement
"Hubungan masa depan (Uni Eropa) dengan Iran harus sesuai dengan penghargaan HAM, hak perempuan, dan pembatasan hukuman mati," tambah pernyataan itu.
Baca Juga
Para anggota Parlemen UE turut mengungkapkan kekhawatiran tentang tingginya angka eksekusi mati di Iran. Hal itu menjadi salah satu persoalan domestik yang mewarnai Pilpres Iran 2017.
"Dalam sebuah pidato publik di televisi, Presiden Hassan Rouhani mendeskripsikan eksekusi mati sebagai 'hukum yang baik' dan 'hukum Tuhan'. Ia juga secara terbuka menyatakan dukungan penuh kepada (Presiden Suriah) Bashar al-Assad, bahkan setelah terjadi serangan kimia di Idlib, April 2017 lalu," ujar pernyataan bersama itu.
Tak hanya itu, anggota Parlemen UE juga menerangkan bahwa Kementerian Kehakiman merupakan aktor utama di balik eksekusi 30.000 tahanan politik Iran yang telah dilakukan sejak 1988.
Rival utama Rouhani dalam pilpres mendatang adalah Ebrahim Raisi. Pada usia 18 tahun, Raisi sudah menjabat sebagai wakil jaksa di Teheran. Raisi dikabarkan terlibat dalam penandatanganan perintah eksekusi untuk ribuan tahanan politik Iran pada 1988.
Jelang pilpres, pihak oposisi disebut intens melakukan kampanye yang menyuarakan dugaan "pemilu palsu" di Iran.
Terkait hal tersebut, Khamenei mengatakan, ia akan melakukan tindakan yang dianggap perlu untuk keamanan negara dalam pelaksanaan pemilu. Ia juga akan memberikan reaksi tegas dan sebuah "tamparan di wajah" terhadap kelompok oposisi yang mengancam kelangsungan pilpres.
Sejumlah kantor berita pemerintah melaporkan adanya aktivitas kelompok oposisi yang mengancam keberlangsungan pemilihan presiden.
Beberapa situs elektronik pemerintah mengulas tentang "Kampanye untuk Memboikot Pemilu", "Seruan untuk Protes di Jalan", dan "Gantung Potret Maryam Rajavi (pemimpin kelompok oposisi People's Mujahedin of Iran) di jalan-jalan Teheran".
Sementara itu, sejumlah slogan seperti, "Tidak untuk Raisi Sang Pembunuh", "Tidak untuk Rouhani Sang Penipu", dan "Pilihan Kami: Menggulingkan Rezim", tersebar di sejumlah ruas jalan di ibu kota.
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â