Liputan6.com, Yerusalem - Israel memindahkan detektor logam dari tempat suci di Yerusalem, yang di dalamnya terdapat Masjid Al-Aqsa -- bagi umat muslim, kawasan itu dikenal sebagai kompleks al-Haram, sementara kaum Yahudi menyebutnya Temple Mount.
Selain itu, seperti dikutip dari BBC, Selasa (25/7/2017), pengawasan yang tak terlalu menonjol juga akan diberlakukan di kawasan tersebut. Kabinet Keamanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memilih langkah itu pada awal Selasa waktu setempat.
Baca Juga
"Kabinet Keamanan menerima rekomendasi dari semua badan keamanan untuk mengubah inspeksi dengan detektor logam ke inspeksi keamanan berdasarkan teknologi maju dan cara lainnya," demikian menurut pernyataan yang disampaikan kantor PM Netanyahu.
Advertisement
Pihak berwenang Israel mengatakan, tindakan pemasangan detektor logam dan pengamanan ketat di situs suci diperlukan karena ada orang-orang yang menyelundupkan senjata. Kendati demikian keputusan tersebut memancing protes, mengakibatkan tiga warga Palestina terbunuh dalam bentrokan yang terjadi Jumat 21 Juli.
Sebelumnya, pihak Israel telah memasang kamera keamanan di dekat pintu masuk ke kompleks suci di Yerusalem itu. Pemasangan yang dilakukan pada Minggu 23 Juli pagi waktu setempat diyakini akan semakin menyulut protes warga Palestina.
Warga Palestina melihat langkah Israel sebagai upaya sepihak untuk mengontrol kompleks situs suci tersebut hingga akhirnya peristiwa ini memicu terjadinya demonstrasi yang meluas di Yerusalem dan Tepi Barat.
Ketegangan meningkat di wilayah situs suci itu setelah dua polisi Israel terbunuh pada 14 Juli. Utusan Timur Tengah PBB bahkan telah memperingatkan bahwa ketegangan tersebut berisiko menyebar jauh melampaui kota kuno tersebut.
Sejak itulah Israel memutuskan untuk memasang detektor logam.
Sejauh ini ketegangan Israel dan Palestina mas,ih tinggi menyusul serangkaian insiden kekerasan yang terjadi dalam sepekan terakhir.
Saksikan juga video menarik berikut ini: