Liputan6.com, Mumbai - Nasib nahas menimpa Kanchan Nath saat bekerja. Wanita yang berprofesi sebagai presenter di salah satu televisi India ini tewas usai pohon palem setinggi 7,5 meter menimpanya.
Ironisnya, penebangan pohon tersebut merupakan salah satu gagasannya.
Dikutip dari laman Mirror, Selasa (25/7/2017), wanita berusia 58 tahun itu ternyata sempat menandatangani petisi beberapa bulan sebelum penebangan pohon berlangsung. Kejadian tragis yang menimpanya terjadi ketika ia tengah berjalan melewati deretan toko sesaat usai mengikuti kelas yoga di Mumbai, India.
Advertisement
Saat menuju arah pulang, wanita itu melewati lokasi pohon yang hendak ditebang tersebut. CCTV di sekitarnya merekam saat pohon palem setinggi 7,5 meter itu roboh dan menimpa Kanchan dalam hitungan detik.
Akibat kejadian tersebut, tubuh presenter televisi di saluran Doordarshan yang dikelola oleh pemerintah India itu terbaring lemas di jalanan, dengan posisi pohon menimpanya.
Baca Juga
Wanita separuh baya itu dilaporkan menderita luka dan patah tulang akibat hantaman pohon.
Warga sekitar bergegas membantu korban dan mengangkat reruntuhan pohon yang menimpa Kanchan. Tubuhnya lalu digeser ke tempat yang lebih aman sebelum akhirnya dilarikan ke rumah sakit.
Meski telah mendapatkan perawatan dari pihak medis, nyawa Kanchan tak tertolong. Ia meninggal karena cedera otak dari benturan yang sangat keras usai tertimpa pohon.
"Ada banyak warga yang teriak dan lalu lalang meminta pertolongan," ujar salah satu saksi mata, Arjun Singh.
"Saya tak tahu mengapa hal ini bisa terjadi pada wanita tersebut. Mungkin saja sudah nasibnya," kata seorang warga.
Para sahabat turut menyampaikan duka atas kematian Kanchan, sosok guru yoga dengan banyak kolega.
"Sahabatku Kanchan Nath yang sangat kami sayangi, aku akan selalu merindukanmu," tulis Rekha Rao, salah satu sahabatnya.
Menanggapi hal ini, suami Kanchan, Rajat Nath menyalahkan Brihanmumbai Municipal Corporation (BMC) -- Badan Sipil yang mengatur kota Mumbai.
Rajat mengatakan, kejadian ini terjadi karena BMC tak membiarkan warga menebang pohon tersebut meski telah diberi tahu bahwa pohon palem itu bisa tumbang kapan saja.
Pasangan suami istri itu dikabarkan telah menandatangani petisi agar pohon itu segera ditebang demi keselamatan masyarakat sekitar. Namun nahas, satu di antara mereka meregang nyawa sebelum pemohonan itu dikabulkan.
Korporasi Perwakilan Lingkungan Asha Marathe sebelumnya mengklaim bahwa pohon tersebut masih dalam kondisi baik, sehingga menolak untuk menebangnya.
"Tim dari BMC menolak izin untuk memotong pohon tersebut karena masih dalam kondisi baik," ujar Asha.
Saksikan juga video menarik berikut ini: