Liputan6.com, Pyongyang - Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un telah memberi penjelasan singkat soal sebuah rencana untuk menembakkan misil ke wilayah Guam. Namun menurut laporan media Korut, Kim akan mengawasi tindakan Amerika Serikat sebelum memutuskan melancarkan serangannya.
Laporan tersebut menambahkan, komandan pasukan strategis Korea Utara menunggu perintah setelah membulatkan persiapan untuk menembakkan misil ke Guam.
Baca Juga
"Amerika Serikat, yang menjadi pihak pertama yang membawa banyak peralatan nuklir strategis di dekat kita, pertama-tama harus membuat keputusan tepat dan memperlihatkan melalui tindakan jika mereka ingin mengurangi ketegangan di Semenanjung Korea dan mencegah terjadinya bentrokan militer berbahaya," ujar laporan media Korut seperti dikutip dari BBC, Selasa (15/8/2017).
Advertisement
Kim Jong-un juga memerintahkan pasukannya bersiap meluncurkan misil jika ia membuat keputusan atas aksi itu.
Langkah tersebut merupakan kelanjutan dari rencana Korea Utara untuk menembakkan empat misil ke laut yang berada di dekat Guam yang diumumkan pekan lalu. Pulau di Samudra Pasifik itu merupakan tempat di mana pesawat pembom AS berada.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan AS James Mattis memperingatkan bahwa serangan apa pun oleh Korea Utara dapat cepat mengeskalasi terjadinya perang. Ia mengatakan, militer AS akan mempertahankan negara dari segala serangan.
Korea Selatan yang merupakan negara tetangga Korea Utara, mendesak AS agar mencari solusi diplomatik terhadap krisis tersebut. Presiden Moon Jae-in mengatakan kepada Jenderal Jospeh Dunford bahwa prioritas utama Korea Selatan dan kepentingan nasionalnya adalah perdamaian.
Moon juga mendesak Korea Utara untuk menghentikan semua provokasi dan retorika yang bermusuhan.
Korea Utara telah melakukan uji coba peralatan nuklirnya lima kali. Pada Juli 2017, negara yang dipimpin Kim Jong-un itu meluncurkan dua rudal balistik antarbenua yang mereka klaim mampu mencapai daratan AS.
Korut juga melaporkan bahwa negaranya telah berhasil membuat hulu ledak nuklir yang cukup kecil untuk dipasang di dalam rudal. Meski kebenarannya belum dikonfirmasi, hal tersebut dipandang sebagai salah satu hambatan terakhir Korea Utara menjadi negara dengan senjata nuklir lengkap.
Â
Simak video berikut ini: