5 Jenis Ular Ini Sering Ditemukan di 'Ibu Kota Ular' Australia

Berikut lima jenis ular yang sering muncul di Darwin, 'ibu kota ular' Australia. Apa saja?

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Agu 2017, 07:21 WIB
Diterbitkan 21 Agu 2017, 07:21 WIB
Piton Anak (Antaresia childreni)
Piton Anak (Antaresia childreni). (Creative Commons)

Liputan6.com, Darwin - Setiap tahun, para penangkap ular di Darwin merespons lebih dari 1.000 panggilan warga yang khawatir akan kemunculan ular di rumah mereka. Jumlah ular dan keragaman spesies yang bisa ditemukan di Darwin telah menjadikan kota ini sebagai 'ibu kota ular' di Australia.

Petugas Taman Margasatwa dan Satwa Liar Wilayah Utara Australia (NT), Ray Chatto, mengatakan bahwa iklim tropis kota itu dan kurang luasnya habitat menjadikannya tempat berlindung bagi ular.

Beruntungnya, hanya sekitar dua persen ular yang tertangkap di wilayah tersebut dianggap berbahaya.

Berikut ini adalah lima jenis ular yang sering muncul di Darwin, 'ibu kota ular' Australia seperti dikutip dari Australia Plus, Senin (21/8/2017).

Ular Pohon Emas (Chrysopelea ornata)

Ular Pohon Emas (Chrysopelea ornata). (Creative Commons)

Menurut Chatto, ular paling umum yang mereka temukan saat merespons panggilan warga adalah ular pohon emas.

"Mereka benar-benar pemakan kodok dan bukan ancaman bagi siapapun dengan cara apa pun," ujar Chatto.

"Ini adalah seekor ular yang sedang belajar tinggal di daerah kota karena di sana ada kodok pohon hijau dan banyak tempat bagi mereka untuk berlindung di pohon dan cekungan," imbuh dia.

Chatto mengatakan bahwa warna ular itu cocok dengan karakternya.

"Mereka keluar di area terbuka dan merambat di sepanjang pagar dan menusuk-nusuk penyekat jendela untuk berusaha masuk ke toilet Anda," sebut dia.

"Tapi mereka benar-benar ular yang sama sekali tidak berbahaya yang sama sekali tidak membahayakan orang."

Piton Air dan Piton Zaitun (Liasis fuscus dan Liasis olivaceus)

Piton Zaitun (Liasis olivaceus). (Public Domain)

Ular piton zaitun dan piton air menjadi pemandangan yang biasa di sekitar pinggiran kota Darwin.

Chatto mengatakan, warna kedua spesies dan kecenderungan mereka untuk lebih aktif di malam hari menjadi alasan mengapa ular-ular itu salah dipahami sebagai ular yang berbahaya.

"Piton air memiliki perut kuning atau bagian bawah yang cerah, kadang-kadang lebih berwarna oranye saat masih remaja," jelas Chatto.

"Dan ular piton zaitun biasanya berwarna coklat kehijauan kusam, dengan lapisan bawah yang berkilauan daripada piton air," imbuh dia.

 

Simak video berikut ini:

2 Jenis Lain

Piton Karpet (Morelia spilota)

Piton Karpet (Morelia spilota). (Creative Commons)

Sebagai pemburu di malam hari, ular karpet merupakan pemandangan umum di pinggiran kota Darwin bagi Chatto. Meski demikian, ia mengatakan bahwa piton karpet tidak tertarik untuk menyerang manusia.

"Mereka memangsa terutama spesies tikus, rattus rattus, dan mereka melakukan pekerjaan yang bagus dalam menekan populasi hewan tersebut, jadi mereka benar-benar melakukan lebih banyak hal baik untuk Anda dibanding bahayanya," jelas Chatto.

"Ini adalah salah satu spesies yang aktif pada malam musim kering yang cukup sejuk ketika beberapa ular lainnya tak begitu aktif," imbuh dia.

Piton Anak (Antaresia childreni)

Piton Anak (Antaresia childreni). (Creative Commons)

Ular piton anak adalah jenis yang tidak berbahaya namun sering dianggap berbahaya.

"Karena warnanya sama dan tubuhnya agak kecil, mereka sering disalahpahami sebagai ular penyebab kematian," ujar Chatto.

"Tapi bagi siapa saja yang tahu tentang ular, mereka sangat jauh berbeda. Mereka mungkin memiliki warna yang sama, tapi strukturnya tak sama, jadi orang seharusnya tidak kebingungan," imbuh dia.

Chatto mengatakan, ada beberapa cara untuk membedakan ular yang tidak berbahaya dari spesies yang berbahaya. Meski demikian, ia mengatakan agar bertindak dengan aman dan menjaga jarak dengan ular.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya