Liputan6.com, Naypyidaw - Otoritas Myanmar menuduh militan Rohingya telah membunuh puluhan warga Hindu di Rakhine dan memendamnya dalam kuburan massal di negara bagian tersebut.
Melalui akun Facebook resmi, Komite Informasi Myanmar merilis kabar beserta foto penemuan kuburan massal yang berisi 28 jasad warga Hindu di Rakhine pada Senin 25 September 2017. Kuburuan massal itu ditemukan di seuah desa di Distrik Yebawkya. Demikian seperti dilansir BBC, Senin (25/9/2017).
Advertisement
Komite Informasi mengklaim, 20 jasad itu berjenis kelamin perempuan dan delapan lainnya adalah anak-anak serta pria.
Rilis itu juga menjelaskan sepotong kronologis latar belakang peristiwa tersebut, versi Pemerintah Muanmar.
Menurut rilis, sekitar 300 militan Arakan Rohingya Salvation Army (ARSA) menyudutkan sekitar 100 penduduk desa dan membunuh beberapa di antaranya pada 25 Agustus, tanggal yang sama ketika ARSA melancarkan serangan sistematis ke sejumlah pos polisi Rakhine.
Meski datang dari sumber pemerintah, namun, kabar itu sulit untuk diyakini kebenarannya. Mengingat, Naypydaw melarang jurnalis dan tim pemantau independen internasional untuk melakukan pencarian fakta di Rakhine.
Baca Juga
Akan tetapi, sejumlah pengungsi warga Hindu dari Rakhine di kamp pengungsian Bangladesh yang diwawancarai media asing, mengakui adanya aksi kekerasan yang dilakukan oleh ARSA.
Kepada jurnalis BBC, seorang pengungsi Hindu Rakhine mengaku, komunitas mereka diserang ARSA. Ia juga mengklaim, sejumlah warga Hindu dibunuh dan beberapa rumah dibakar oleh kelompok militan tersebut.
Sementara itu, seorang pengungsi dari Yebawkya mengaku, serangan ARSA ke beberapa komunitas Hindu di Rakhine terjadi pada 25 Agustus 2017. Beberapa individu komunitas itu juga dilaporkan dibunuh dan dibawa ke hutan oleh kelompok militan.
Para pengungsi itu juga menyebut dugaan motif di balik tindakan para militan. Mereka mengklaim, ARSA mencurigai adanya mata-mata pemerintah Myanmar yang menyusup di dalam komunitas Hindu di Rakhine.
Kepada jurnalis media asing, juru bicara untuk Arakan Rohingya Salvation Army menolak segala tuduhan dan menyebut seluruh informasi itu sebagai kebohongan belaka.
Rakhine mengalami ketegangan sejak 25 Agustus lalu, ketika militan muslim Rohingya (ARSA) melancarkan serangan sistematis ke sejumlah pos polisi Rakhine.
Usai peristiwa itu, lebih dari 400.000 etnis Rohingya dan beberapa anggota populasi Hindu dan Buddha di Rakhine mengungsi. Mereka berusaha menghindari rangkaian tindak kekerasan (dari militer dan kelompok militan) yang terjadi di kawasan.
Militer membantah telah melakukan aksi kekerasan kepada warga sipil. Mereka berdalih, penyerbuan hanya ditujukan pada lokasi yang diduga menjadi tempat persembunyian anggota ARSA yang berpartisipasi dalam penyerangan pos polisi 25 Agustus.
Saksikan video pilihan berikut ini: