1-10-2015: Tragedi Hujan Lebat Guatemala Merenggut 280 Nyawa

Hujan lebat di Guatemala pada 1 Oktober 2015, membuat permukaan tanah dan tebing longsor. Ribuan warga tertimbun dalam peristiwa itu.

oleh Rasheed Gunawan diperbarui 01 Okt 2017, 06:00 WIB
Diterbitkan 01 Okt 2017, 06:00 WIB
Tanah longsor Guatemala
Tanah longsor di El Cambray Dos, Guatemala, pada Oktober 2015. (AFP)

Liputan6.com, Guatemala City - 1 Oktober 2015, negara Guatemala di belahan Amerika Latin, dilanda hujan deras. Hujan dengan intensitas tinggi itu terjadi di desa pegunungan El Cambray Dos, yang letaknya 15 km dari bagian timur Guatemala City.

Hujan deras pada hari itu telah membuat permukaan tanah dan tebing longsor, menimbun ratusan warga.

Seperti dilaporkan Yahoo, longsor terjadi pada malam hari sekitar pukul 21.30 waktu setempat. Total, korban jiwa akibat hujan deras yang berujung longsor ini mencapai 280 orang, sementara itu sekitar 90 lainnya dinyatakan hilang.

Selain itu, sekitar 390 warga lainnya terpaksa mengungsi karena tempat tinggal mereka rata akibat tertimbun tanah. Akibat peristiwa itu, pemerintah melakukan evakuasi besar-besaran selama berminggu-minggu.

Pemerintah Guatemala -- yang tengah diterpa badai politik kasus Presiden Otto Perez yang terjerat korupsi -- saat itu menetapkan masa berkabung nasional selama 3 hari.

Para petugas evakuasi sebagian besar menemukan jasad sejumlah anggota keluarga yang saling berdekatan saat tertimpa longsor.

"Diduga saat longsor, mereka mencoba berlari bersama-sama, tapi tak keburu. Longsor menimpa mereka," ungkap seorang petugas evakuasi, Sergio Cabanas.

Sergio mengatakan bahwa tak semua korban jiwa tewas karena longsor, tapi juga akibat serangan jantung dan sesak napas. Menurut Sergio, ia dan timnya tak menemukan korban selamat di balik tumpukan tanah dengan beban 120.000 ton.

"Tapi kita terus berusaha mencari sampai semua korban ditemukan," tegas dia.

Bencana longsor ini sebenarnya telah terjadi beberapa kali di sebelumnya. Sebelum kejadian, pemerintah setempat telah memperingatkan warga untuk berpindah tempat tinggal ke daerah lain yang lebih aman. Sebagian pindah, namun masih banyak yang memilih untuk menetap di El Cambray Dos.

Namun salah satu warga yang berhasil selamat, Sonia Hernandez, mengaku bahwa dirinya dan keluarganya tak pernah mendapat peringatan dari pemerintah soal adanya bahaya longsor di tempat tinggal.

"Jika diberitahu, pasti kami akan kabur," ujar Hernandez.

Sementara itu korban selamat lainnya, Clara Elena Solorzano, mengaku tak pernah mengira jika rumah tempat tinggalnya merupakan lokasi yang terancam longsor.

Sejarah lain mencatat pada 1 Oktober 2005, terjadi Tragedi Bom Bali II, yang mengakibatkan 26 orang tewas. Peristiwa tersebut merupakan serangan terorisme kedua setelah Bom Bali I di Bali pada 12 Oktober 2002.

Sementara itu kalimat 'In God We Trust' muncul untuk kali pertama di lembaran uang dolar Amerika Serikat pada 1 Oktober 1957. Dilansir situs Historynet.com, pencantumannya bertujuan untuk membedakan AS dari seterunya Uni Soviet yang menyatakan diri ateis.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya