Liputan6.com, Berlin - Sejumlah media melaporkan tentang skandal manusia dan monyet yang dijadikan tikus laboratorium oleh sejumlah firma riset di Jerman.
Menurut laporan, firma riset EUGT menjadikan manusia dan monyet sebagai subyek tes untuk menghirup asap knalpot diesel dari sejumlah mobil pabrikan di Jerman, seperti Volkswagen (VW), Daimler, dan BMW. Demikian seperti dikutip dari BBC (30/1/2018).
Dikatakan bahwa pada tahun 2014, EUGT telah mengekspos 10 monyet dengan asap dari VW Beetle bermesin diesel di sebuah laboratorium di New Mexico, Amerika Serikat.
Advertisement
Baca Juga
Kemudian pada akhir pekan lalu, radio Jerman Stuttgarter Zeitung dan SWR melaporkan bahwa 19 pria dan enam wanita telah menghirup asap diesel dalam percobaan EUGT lainnya di Aachen, Jerman barat.
Selama sebulan tes di laboratorium di Aachen, Jerman barat, subyek tes dipapar dengan berbagai konsentrasi asap diesel, yang mengandung oksida nitrogen beracun (NOx).
BBC belum melihat studi itu sendiri, namun media Jerman mengatakan bahwa laporan riset itu telah dirilis pada tahun 2016 silam.
Sejumlah pihak di Jerman dikabarkan mengutuk keras uji coba semacam itu.
Politisi dari Partai Sosial-Demokrat Jerman, Stephen Weil -- yang juga merupakan anggota dewan VW -- menyebut riset itu 'tak masuk akal dan menjijikkan'.
"Semua itu perlu diselidiki. Tak ada alasan yang mendasari riset semacam itu," tambah sang politisi Jerman.
Membantah
Daimler, yang merupakan induk produsen Mercedes-Benz, mengatakan pada hari Minggu 28 Januari bahwa mereka 'sangat terkejut dengan laporan skandal seputar riset dan implementasi yang dilakukan oleh EUGT'.
"Kami juga mengutuk keras percobaan semacam itu," papar keterangan resmi dari Daimler.
Volkswagen (VW) bereaksi dengan merilis Tweet yang menjelaskan bahwa mereka 'secara eksplisit menjauhkan diri dari segala bentuk kekerasan terhadap hewan'.
"Kami juga paham bahwa metode riset EUGT salah dan mohon maaf dengan tulus untuk hal itu," tambah keterangan resmi dari VW.
EUGT sendiri dikabarkan telah dibubarkan pada 2017 lalu.
Firma riset itu kabarnya dibentuk oleh konsorsium produsen mobil di Eropa untuk menegasikan laporan ilmiah Badan Kesehatan PBB pada 2012 silam, yang menyebut bahwa emisi gas buang dari mesin diesel bersifat karsinogen, kata laporan jurnalistik investigasi The New York Times.
Sebuah studi baru oleh seorang spesialis mobil Jerman, Ferdinand Dudenhöffer mengatakan, tingkat polusi dari mobil diesel masih terlalu tinggi di 10 kota di Jerman, sehingga kendaraan tersebut kemungkinan akan dilarang, hingga ada perbaikan lebih lanjut.
Volkswagen sendiri pernah berupaya untuk meminimalisir kadar polusi dari emisi gas buang mesin diesel. Produsen raksasa itu menggunakan sebuah piranti lunak yang, menurut klaim mereka, mampu menekan kadar polusi pada emisi gas buang mesin diesel.
Namun, sejumlah media Jerman mengabarkan bahwa piranti lunak VW itu hanya manipulasi belaka.
Dudenhöffer sendiri berpandangan, jika -- dan hanya jika -- piranti lunak semacam itu ada, perangkat itu bukan solusi tunggal untuk mengatasi masalah kadar polusi tinggi dari emisi gas buang mesin diesel.
Advertisement