Liputan6.com, Roma - Penyelidikan sedang dilakukan di sebuah taman nasional di Italia, menyusul kematian beruang cokelat langka marsica (Ursus arctos marsicanus). Kematian tragis hewan terancam punah itu terjadi di tengah upaya penangkapan oleh petugas.
Seperti dikutip dari BBC, Sabtu (21/4/2018), para ahli biologi di taman nasional yang terletak di Pegunungan Apennine tersebut memasang sejumlah jebakan beruang.
Mereka berniat menangkap hewan tersebut, memasangkan kerah yang dilengkapi instrumen radio pada lehernya, agar mereka bisa melacak pergerakannya.
Advertisement
Baca Juga
Namun, dalam kondisi terbius, hewan itu justru mengalami kesulitan bernapas. Ia mati tak lama kemudian. Berbagai upaya dilakukan untuk membuat jantungnya kembali berdetak. Tapi, sia-sia.
WWF Italia menyebut, kematian beruang langka tersebut sebagai masalah yang serius.
"Subspesies tersebut terancam punah. Populasinya saat ini hanya sekitar 50 ekor atau lebih sedikit," demikian pernyataan WWF Italia. Organisasi pelestarian global tersebut menuntut dilakukannya peninjauan atas prosedur penangkapan yang bermuara pada kematian beruang.
Sejumlah media Italia mengabarkan, beruang muda itu sebenarnya bukan target operasi. Staf taman nasional mengincar binatang yang lain.
Mario, nama beruang yang diincar, dilaporkan kerap berkeliaran saat malam hari. Kehadirannya yang tak terduga dianggap berpotensi membahayakan masyarakat yang tinggal di sekitar taman nasional.
"Ini adalah kali pertamanya kami dihadapkan dengan keadaan darurat terkait anestesi selama penangkapan," kata Antonio Carrara, pimpinan taman margasatwa.
Ia menambahkan, protokol untuk meminimalisasi risiko pada beruang telah dilakukan, namun musibah tak bisa dielak.
Carrara menambahkan, ia memiliki keyakinan penuh pada apa yang dilakukan para stafnya. "Pemeriksaan post-mortem akan menjelaskan secara penuh tentang penyebab kematian beruang itu," tambah dia.
Saksikan video menarik tentang beruang berikut ini:
Beruang Inuka yang Kian Menua
Kisah sedih tentang hewan berbulu itu tak hanya terjadi di Italia. Kondisi kesehatan seekor beruang kutub di kebun binatang Singapura dilaporkan kian memburuk.
Seperti dikutip dari Asia One, Kamis (12/4/2018), Inuka, si beruang kutub pertama yang lahir di daerah tropis, telah mencapai usia lanjut yakni 27 tahun-- setara dengan umur 70-an tahun pada manusia.
Wildlife Reserves Singapore mengatakan, pemeriksaan yang dilakukan pada 3 April 2018 mengungkapkan bahwa kesehatan Inuka telah menurun drastis. Setelah sebelumnya menerima pengobatan untuk arthritis selama beberapa waktu.
Dalam sebuah pernyataan dari pihak kebun binatang disebutkan, tingkat aktivitas beruang menurun selama tiga bulan terakhir. Binatang itu juga lebih suka beristirahat daripada berinteraksi dengan para penjaga.
Inuka yang namanya berarti Silent Stalker dalam bahasa Inuit, warga asli Kutub Utara, populer di kalangan pengunjung karena kejenakaannya saat bermain di kandang kolam renangnya. Tapi kini ia tak demikian.
Suntik mati menjadi pilihan terakhir jika Inuka tak kunjung pulih. Agar ia tak menderita.
Advertisement