Berkat Operasi Dalam Kandungan, Bayi Pengidap Kelainan Tulang Bisa Berjalan

Harvey, bayi dari Australia ini memiliki kelainan pada tulang punggungnya, atau dikenal juga dengan sebutan 'spina bifida'. Ia divonis tak akan pernah bisa berjalan.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Mei 2018, 06:27 WIB
Diterbitkan 11 Mei 2018, 06:27 WIB
Harvey, bayi Australia yang bisa berjalan usai dioperasi saat masih berada di dalam kandungan ibunya (sumber: Claudine Fitzgibbon / ABC Australia)
Harvey, bayi Australia yang bisa berjalan usai dioperasi saat masih berada di dalam kandungan ibunya (sumber: Claudine Fitzgibbon / ABC Australia)

Liputan6.com, Brisbane - Bagi kebanyakan orang tua, menyaksikan bayi mereka bisa berjalan pertama kalinya menjadi sebuah kebahagiaan. Tetapi, bagi Dave dan Claudine Fitzgibbon melihat anak laki-lakinya berjalan membuat mereka sangat terharu.

"Melihat ia bisa berdiri dan berjalan pertama kalinya benar-benar luar biasa," kata Dave yang sudah mengalami trauma bertahun-tahun untuk memiliki seorang anak lagi.

Di tahun 2016, dokter spesialis dari Mater Mother's Hospital di kota Brisbane, Australia menjalankan operasi canggih bagi Harvey, yang saat itu masih dalam kandungan.

Harvey memiliki kelainan pada tulang punggungnya, atau dikenal juga dengan sebutan 'spina bifida'. Demikian seperti dikutip dari ABC Australia (10/5/2018).

Sebelumnya dokter yang telah mendeteksi kelainan sejak dalam kandungan mengatakan jika bayi tersebut tidak akan pernah bisa berjalan.

Tapi sekarang, setahun lebih setelah operasi penuh resiko dilakukan, kedua pasangan tersebut terharu bahagia melihat bayinya berjalan untuk pertama kalinya.

Bayi Harvey pertama kali berjalan di bulan Maret, beberapa bulan setelah ulang tahun pertamanya.

 

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

 

Operasi Pertama Kali di Australia

Ilustrasi bayi (iStock)
Ilustrasi bayi (iStock)

Kelainan 'spina bifida' terjadi pada satu dari 2.000 kehamilan. Mereka yang lahir dengan kelainan ini bisa memiliki masalah dengan gerakan dan gangguan fungsi otak.

Tercatat delapan dari 10 ibu hamil memutuskan untuk mengugurkan kandungannya.

Saat Harvey masih berusia 19 minggu dalam kandungan memperlihatkan adanya kelainan, dan ini pernah dialami dua kali sebelumnya oleh Claudine.

Claudine dan suaminya pun bertanya apakah ada sesuatu yang bisa dilakukan, dan dokternya memiliki sebuah ide.

Dokternya mengetahui jika Mater Mother's Hospital untuk pertama kalinya akan melakukan operasi memperbaiki kelainan 'spina bifida' untuk pertama kalinya dengan dukungan dari tim Vanderbilt University di Nashville, Amerika Serikat.

Kedua pasangan itu pun langsung terbang ke Brisbane, menemui rumah sakit dan meminta untuk melakukan keputusan dengan segera.

31 Oktober 2016, beberapa minggu lebih awal dari perkiraan, Harvey lahir lewat operasi caesar di The Royal Women's Hospital di Randwick, New South Wales.

Terlepas dari kebahagiaan yang dirasakan, kedua pasangan tahu ada sejumlah rintangan, seperti di bulan-bulan pertama, dimana mereka merasa tertekan."Harvey keluar masuk rumah sakit mungkin setidaknya sebulan sekali, untuk bertemu dokter spesialis spina bifida," kata Dave.

Harvey akan selalu memiliki kelaiann 'spina bifida', meski tidak terlalu parah.

Keluarga Fitzgibbon kini sudah pindah ke Brisbane dari Sydney dan kini membesarkan Harvey, seperti halnya membesarkan anak-anak lainnya.

"Setiap kali ia mengambil barang-barang dari lemari saya, atau memanjat ke tempat berbahaya, atau ingin naik dan turun tangga berkali-kali, dan saya berpikir, 'Oh kenapa melakukannya?'," kata Claudine."Saya kemudian berpikir, 'tidak, itu tidak apa-apa, karena hampir saja Harvey lahir dengan kondisi yang lain."

Pasangan itu mengatakan mereka ingin memiliki lebih banyak anak, tetapi ada banyak ketidakpastian apakah bayi-bayi mereka akan memiliki kelainan 'spina bifida'.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya