Terpilih Sebagai PM Malaysia, Mahathir Mohamad Banjir Ucapan Selamat

Sejumlah pihak seperti Singapura, Inggris, Uni Eropa, bahkan Amerika Serikat menyambut baik kemenangan Mahathir Mohamad dalam pemilu Malaysia.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 11 Mei 2018, 14:02 WIB
Diterbitkan 11 Mei 2018, 14:02 WIB
Resmi Dilantik, Mahathir Mohamad menjadi PM Tertua di dunia
Perdana Menteri Malaysia baru, Mahathir Mohamad memberi keterangan saat konferensi pers di Petaling Jaya, Malaysia (10/8). Di usia 92 tahun, pemimpin koalisi oposisi Pakatan Harapan itu menjadi pemimpin terpilih tertua di dunia. (AP Photo / Sadiq Asyraf)

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Untuk pertama kali sejak kemerdekaannya pada tahun 1957, Malaysia memiliki seorang pemimpin oposisi yang disumpah sebagai perdana menteri.

Sosok itu adalah Mahathir Mohamad. Bertempat di Istana Negara, ia dilantik sebagai perdana menteri ke-7 Malaysia pada Kamis, 10 Mei 2018, malam.

Pelantikan Mahathir merupakan momen penting sekaligus menandai kekalahan pertama koalisi Barisan Nasional dalam 61 tahun sejarah Malaysia.

Kabar kemenangan Mahathir sulit dipercaya, mengingat petahana, Najib Razak, dinilai telah melakukan berbagai cara untuk menjegalnya. Bahkan tidak sedikit yang beranggapan bahwa momen peralihan kepemimpinan tersebut tidak akan pernah datang.

Ucapan selamat kepada Mahathir, politikus kawakan yang sebelumnya pernah memimpin Malaysia selama 22 tahun pun mengalir dari berbagai penjuru dunia. Seperti dilansir Asian Correspondent, Jumat (11/5/2018) berikut reaksi berbagai pihak atas kemenangan Mahathir dalam pemilu ke-14 Malaysia.

 

Saksikan video terkait pelantikan Mahathir Mohamad berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Sambutan Hangat dari Singapura, Uni Eropa, dan Inggris

Resmi Dilantik, Mahathir Mohamad menjadi PM Tertua di dunia
Perdana Menteri Malaysia baru, Mahathir Mohamad (kiri) berbincang dengan dengan Raja Malaysia Muhammad V usai melakukan sumpah jabatan di Istana Nasional di Kuala Lumpur (10/5). (AFP Photo/ Istana Nasional Malaysia)

1. Singapura

PM Singapura Lee Hsien Loong dalam status di Facebook menuliskan bahwa banyak warganya mengikuti berita pemilu Malaysia.

"Jelas bahwa hasilnya mewakili sebuah perubahan besar dalam politik Malaysia. Kami sekarang menunggu formasi pemerintahan baru," tulis PM Lee.

Ia menambahkan, "Kami mengikuti situasinya dengan saksama. Sebagai tetangga terdekat Malaysia, kami memiliki kepentingan menyangkut dengan stabilitas dan kemakmuran Malaysia ... Singapura mengharapkan yang terbaik bagi perkembangan politik Malaysia. Singapura telah menikmati hubungan baik dan kerja sama erat dengan Malaysia selama bertahun-tahun ... Kami berharap dapat mengembangkan hubungan yang sama konstruktifnya dengan pemerintahan berikutnya dan bekerja demi membawa hubungan bilateral maju dan menguntungkan bagi kedua bangsa."

2. Uni Eropa

Merespons hasil pemilu Malaysia, Uni Eropa mengatakan bahwa "rakyat Malaysia telah memilih perubahan yang damai dan berharap akan pengambilalihan kekuasaan yang lancar dan teratur, sejalan dengan konstitusi Malaysia."

"Kami berharap untuk bekerja sama dengan pemerintah baru Malaysia untuk lebih memperkuat hubungan kami demi kepentingan seluruh warga Malaysia dan Eropa," sebut Uni Eropa dalam sebuah pernyataan.

3. Inggris

Mark Field, Menteri Negara Inggris untuk Asia dan Pasifik mengatakan bahwa hasil pemilu Malaysia adalah "kemenangan bagi demokrasi dan pusaka bagi rakyat Malaysia."

Dalam kesempatan berbeda, Duta Besar Inggris untuk Malaysia Vicki Treadall membagikan kenangan indah saat bersama Mahathir pada tahun 1997. Ketika itu, Treadall yang masih jadi delegation liaison officer berfoto bersama Mahathir dan istri sebelum pasangan itu mengudara.


Selamat Mahathir!

4. Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat merilis pernyataan yang memberikan ucapan selamat kepada rakyat Malaysia atas "partisipasi mereka dalam persaingan pemilu yang sengit."

Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Heather Nauert memuji rakyat Malaysia karena terlibat dalam proses pemilu secara damai dan dengan antusiasme yang tinggi.

"Kami sepenuhnya mengharapkan seluruh lembaga, menjalankan fungsi dan tugas mereka demi menghasilkan dan menerapkan hasil resmi sesuai dengan Konstitusi Federal dan kehendak rakyat," ungkap Nauert.

5. Thaksin Shinawatra

Melalui serangkaian twit, mantan Perdana Menteri Thailand Thaksin Shinawatra mengucapkan selamat kepada Mahathir Mohamad.

"Kekuatan rakyat telah bicara dengan lantang dan jelas bahwa mereka tidak hanya mengingat warisan yang luar biasa tapi juga menginginkan kepemimpinannya," tulis Thaksin yang juga menyertakan foto dengan Mahathir dalam twitnya.

Ia menambahkan, "Kepemimpinannya tidak diragukan lagi akan menghidupkan kembali ASEAN serta ide-ide dan visi yang ia bantu bentuk. Saya yakin bahwa seluruh rakyat Thailand membagikan sentimen dan rasa hormat yang sama terhadapnya."

6. Human Rights Watch (HRW)

Phil Robertson, Wakil Direktur Asia di Human Rights Watch menyebut kemenangan Mahathir sebagai "hari baru bagi HAM di Malaysia." Ia juga mencatat harapan yang besar atas kemenangan Tony Pua sebagai anggota parlemen untuk Petaling Jaya Utara setelah "gangguan" yang ia terima karena mengusik isu korupsi di pemerintahan.

Ketika ucapan selamat mengalir dari berbagai pihak, mungkin tidak ada yang lebih terkejut dan berbahagia dibanding pendukung oposisi Pakatan Harapan.

Pakatan Harapan menoreh kemenangan bersejarah dengan memperoleh 122 kursi di parlemen dari 222 yang diperebutkan. Jumlah tersebut membuat lebih dari cukup untuk membentuk pemerintahan.

Sementara, koalisi Barisan Nasional hanya mampu meraup 79 kursi, sebuah penurunan signifikan, dari pemilu 2013 di mana mereka meraih 133 kursi.

7. PDIP

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) juga turut mengucapkan selamat kepada Mahathir Mohamad. Kemenangan Mahathir dinilai adalah bukti bahwa politik adu domba dan SARA tidak laku di Negeri Jiran.

"Kedewasaan pemilih di Malaysia membuktikan bahwa narasi politik pemecah belah atas dasar suku, agama, dan antargolongan tidak laku di Malaysia," kata Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com pada Jumat, 12 Mei 2018.

Menurut Hasto, pesta demokrasi di Malaysia bisa menjadi pelajaran bagi Indonesia.

"Bahwa mereka yang menggunakan politik adu domba dan mengampanyekan ujaran kebencian, yang sering mengarah pada radikalisme, tidak mendapat tempat di bumi Pancasila ini," tegas Hasto.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya