Kota Ini Gunakan Hasil Daur Ulang Kantong Plastik untuk Bangun Jalan Raya

Jalan sepanjang 300 meter, di Rayfield Avenue di Craigieburn, menggunakan aditif yang terdiri dari 530.000 kantong plastik.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Jun 2018, 07:36 WIB
Diterbitkan 03 Jun 2018, 07:36 WIB
Ilustrasi Jalan Raya
Jalan Raya (Foto Motor Heads).

Liputan6.com, Melbourne - Kantong plastik dinilai tidak memiliki manfaat lain selain untuk membantu manusia membawa barang-barang.

Benda ini telah menjadi momok, buruk untuk pembuangan sampah, hewan dan lingkungan.

Tapi proyek baru di utara Melbourne telah berhasil mengubah kantong plastik menjadi sesuatu yang dapat digunakan lagi dan lagi, yaitu jalan raya.

Dikutip dari laman ABC Indonesia, Minggu (3/6/2018), jalan sepanjang 300 meter, di Rayfield Avenue di Craigieburn, menggunakan aditif yang terdiri dari 530.000 kantong plastik, lebih dari 12.000 kartrid printer daur ulang dan 168.000 botol kaca.

"Kami pikir ini inisiatif besar," kata Geoff Porter, Walikota Pemkot Hume.

"Jika berhasil seperti yang kami harapkan, kami akan mempromosikan hal ini di seluruh kota."

Pengujian juga mengungkapkan jalan baru dapat menangani suhu ekstrem lebih baik. Mengenai biaya, harganya sama seperti biaya jalan tradisional.

Ini pertama kalinya bahan aditif digunakan dan hasilnya mengejutkan perusahaan daur ulang di belakangnya, Close the Loop.

"Bukan hanya kompetitif, tetapi hal ini membuat permukaan jalan lebih fleksibel, lebih kuat, lebih tahan lama dan sangat bermanfaat bagi produk yang seharusnya dibuang ke TPA," kata Craig Devlin, direktur perusahaan.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Suntikan Dana

Ilustrasi Kantong Plastik
Ilustrasi Kantong Plastik

Kantong plastik dikumpulkan dari jaringan supermarket di Australia oleh kelompok daur ulang. Bahan aditif untuk jalan ini dikembangkan oleh Close the Loop menggunakan dana pemerintah negara bagian yang ditujukan untuk penelitian dan pengembangan daur ulang.

Menurut Rob Spanece, ini merupakan langkah tepat dan dapat mengurangi tekanan dari pemkot di tengah krisis daur ulang akibat penolakan China menerima sampah plastik dari Australia.

Tapi Spence memperingatkan efek penuhnya mungkin belum terasa selama beberapa tahun.

"Dalam lima tahun ke depan atau lebih, kita akan melihat restrukturisasi besar dalam industri ini," katanya.

"Akan dibutuhkan suntikan modal yang signifikan. Lingkungan harus benar. Semuanya terkait dengan beban dan biaya TPA. Sektor swasta akan tertarik untuk masuk."

Sementara itu perjanjian Pemkot dan perusahaan daur ulang untuk pengumpulan sampah pinggir jalan, menyusul keputusan China, akan berakhir pada 1 Juli 2018.

Spence mengatakan bahwa Pemkot hanya beberapa minggu lagi meluncurkan perjanjian baru dengan harga yang sama

"Beberapa dari mereka telah menandatangani dan ada yang lebih menekan pendaur ulang untuk mendapatkan harga yang lebih baik," katanya.

"Kami ingin prosesnya mulus dan sistem daur ulang ini terus beroperasi."

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya