Liputan6.com, Washington DC - Serangan penembakan kembali terjadi di Amerika Serikat (AS). Kali ini, seorang pria bersenjata dilaporkan melepaskan tembakan brutal ke kantor surat kabar lokal di negara bagian Maryland, menewaskan lima orang dan melukai tiga lainnya.
Staf di gedung Capital Gazette di Annapolis --lokasi penembakan-- mengatakan pelaku menembak melalui pintu kaca ke ruang kerja unit berita (newsroom).
"Tidak ada yang lebih menakutkan daripada mendengar beberapa orang tertembak saat Anda berada di bawah meja Anda, dan kemudian mendengar pria bersenjata itu kembali," twit reporter Phil Davis, sebagaimana dikutip dari BBC pada Jumat (29/6/2018).
Advertisement
Polisi mengatakan seorang tersangka sedang ditahan dan diinterogasi. Dia dilaporkan menolak bersikap kooperatif dengan petugas, dan bahkan "merusak" ujung jarinya untuk menghindari identifikasi.
Tersangka, seorang pria kulit putih berusia 20-an, menyerah kepada petugas tanpa perlawanan.
Dia ditemukan membawa granat palsu dan bom asap di dalam ranselnya. Polisi mengatakan tersangka penembakan menggunakan "senjata laras panjang", tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Baca Juga
Wakil kepala Polisi distrik Anne Arundel, William Krampf, mengatakan sebuah benda "diyakini sebagai alat peledak" telah ditemukan di lokasi kejadian dalam kondisi hancur.
Dia menambahkan bahwa lebih dari 170 orang telah dievakuasi dari gedung, yang juga menjadi lokasi kegiatan bisnis lainnya.
Davis, wartawan yang men-twit setelah insiden itu, menggambarkan penembakan di kantor surat kabar di Annapolis, sebelah timur Washington DC, "seperti zona perang".
Dia mengatakan bahwa orang-orang masih bersembunyi di bawah meja mereka ketika pria bersenjata itu berhenti menembak. "Saya tidak tahu mengapa. Saya tidak tahu mengapa dia berhenti," katanya kepada Baltimore Sun.
Reporter lain, Danielle Ohl, mengatakan ruang kerja berita itu cukup kecil, dengan "sekitar 20 jurnalis" dan beberapa staf periklanan. "Kami dekat. Kami adalah keluarga. Saya hancur," katanya.
Jimmy DeButts, editor di Capital Gazette, yang menjalankan beberapa surat kabar, men-twit bahwa dia "sedih" setelah insiden itu.
Eksekutif County Steve Schuh mengatakan kepada CNN bahwa tersangka bersembunyi di bawah meja di gedung ketika polisi tiba "dalam 60 detik", pasca-menerima kabar tentang insiden penembakan tersebut. Dia mengatakan bahwa tidak ada baku tembak.
Dia menambahkan: "Penegak hukum memang memiliki nama (tersangka), tetapi kami tidak dapat memastikannya saat ini."
Simak video pilihan berikut:
Penyelidikan Terus Berlangsung
Sementara itu, badan-badan federal, termasuk FBI dan Biro Alkohol, Tembakau, Senjata Api dan Bahan Peledak, terlibat dalam penyidikan terhadap kasus penembakan tersebut.
Departemen Kepolisian Kota New York (NYPD) kemudian mengatakan telah mengerahkan tim kontraterorisme, untuk menyedliki lokasi penembakan yang berada tidak jauh dari kota New York itu, sekaligus sebagai upaya tindakan pencegahan di kemudian hari.
Gubernur negara bagian Maryland Larry Hogan mengatakan di Twitter, bahwa dia sedih dan menyerahkan peanganan lebih lanjut ke pihak berwenang.
Senator Demokrat, Chris Van Hollen menanggapi riuhnya kicauan di Twitter terkait insiden penembakan tersebut, mengatakan "wartawan seharusnya tidak diserang peluru di ruang kerja berita".
Presiden Donald Trump diberitahu tentang penembakan itu. Dia men-twit, "doa dan ucapan bela sungkawa menyertai para korban dan keluarga mereka".
Juru bicara Gedung Putih Sarah Sanders turut mengutuk serangan itu dalam sebuah twit.
The Capital adalah surat kabar harian dan situs berita digital yang merupakan bagian dari Capital Gazette Communications, di mana juga menerbitkan beberapa koran lokal yang dimiliki oleh Baltimore Sun Media Group.
Advertisement