Liputan6.com, Washington DC - Sebanyak empat orang bocah dilaporkan tewas tertembak senjata api, oleh seorang pria yang menyandera mereka lebih dari 24 jam di sebuah unit apartemen di Florida, Amerika Serikat (AS).
Pria yang teridentifikasi bernama Gary Wayne Lindsey Jr (35) itu juga dilaporkan sempat melukai seorang polisi, sebelum menembak dirinya sendiri hingga tewas.
Dikutip dari Time.com pada Selasa (12/6/2018), pihak kepolisan mulai memaksa masuk ke sebuah unit apartemen di kota Orlando --yang menjadi lokasi penyanderaan-- pada Minggu, 10 Juni 2018, sekitar pukul 21.00 waktu setempat.
Advertisement
Serbuan paksa itu dilakukan setelah proses negosiasi dengan Lindsey mengalami jalan buntu, dan salah seorang bocah yang disandera tewas terkena tembakan "tidak terarah".
Keempat bocah yang disandera oleh Lindsey berusia antara satu hingga 11 tahun, di mana dua di antaranya adalah anak kandung si penyandera. Sisanya merupakan buah hati dari seorang wanita yang tengah dikencaninya.
Baca Juga
Penyanderaan berujung maut itu bermula dari kekerasan rumah tangga, ketika Lindsey terlibat cekcok dengan sang kekasih yang dirahasiakan identitasnya oleh polisi.
Belum ada kronologi resmi dari pihak kepolisian, namun beberapa saksi yang merupakan tetangga di sekitar rumah Lindsey, mengaku mendengar suara tembakan senjata api berkali-kali, disertai imbauan peringatan polisi melalui pengeras suara.
Adapun perwira polisi yang terluka oleh tembakan Lindsey diketahui bernama Kevin Valencia, yang berusia di akhir 20-an. Ia dilaporkan berada dalam kondisi kritis, namun telah menjalani perawatan intensif di instalasi gawat darurat terdekat.
Menurut catatan pengadilan, Lindsey diketahui memiliki sejarah kriminal yang cukup panjang, di antaranya aksi pencurian, kekerasan, dan penyalahgunaan senjata api.
Saat insiden penembakan terjadi, Lindsey diketahui tengah berada dalam masa hukuman percobaan atas kasus penyebab kebakaran ringan.
Â
Simak video pilihan berikut:
Warga Sekitar Dievakuasi
Seorang saksi bernama Judy Pepper, yang tinggal satu kompleks apartemen dengan Lindsey, mengatakan dirinya mendengar empat tembakan keras setelah sempat tertidur di sofa, ketika menyaksikan pertandingan bisbol di televisi.
"Tiba-tiba terdengar suara tembakan keras, benar-benar mengagetkan dan membuat telingan berdengung karenanya," ujar Pepper.
Ketika melihat ke luar jendela, Pepper terkejut menyaksikan seorang polisi --bersimbah darah-- digotong oleh tiga rekannya ke sebuah area rumput.
"Seorang polisi melepas kemejanya untuk menyumbat darah yang terus mengucur di leher (korban). Setelah itu, saya merasa sangat takut melihat penggerebekan besar ke dalam apartemen," lanjut Pepper menjelaskan.
Pihak berwenang pun kemudian segera mengevakuasi warga di sekitar lokasi kejadian selama lebih dari tiga jam di tengah malam. Mereka ditempatkan di deretan restoran dan toko di dekat area parkir kompleks apartemen tersebut.
Atas alasan keamanan, polisi pun memutuskan membawa seluruh warga yang dievakusi ke hotel terdekat hingga Senin siang, 11 Juni 2018, setelah kondisi kembali dinilai aman.
Meski begitu, mobil polisi tetap memblokir akses keluar masuk menuju kompleks apartemen itu hingga berselang lima blok.
Warga yang kembali pulang pun harus melewati penyaringan ketat, dengan menunjukkan identitas dan dikawal ketat oleh polisi, satu per satu hingga ke unit apartemennya masing-masing.
Beberapa kendaraan pemadam kebakaran juga dilaporkan masih terus bersiaga di sekitar lokasi kejadian.
Advertisement