Rakyat Amerika Serikat: Barack Obama Presiden Terbaik Sepanjang Masa

Sebuah survei terbaru menyebut rakyat Amerika Serikat memilih Barack Obama sebagai presiden terbaik sepanjang masa. Ini alasannya.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 12 Jul 2018, 15:05 WIB
Diterbitkan 12 Jul 2018, 15:05 WIB
Dibuat Seniman Amerika-Afrika, Ini Lukisan Potret Barack dan Michelle Obama
Presiden AS ke-44 Barack Obama bersama istrinya Michelle Obama saat upacara peresmian di Galeri Potret Nasional Smithsonian, Washington DC (12/2). (Mark Wilson/Getty Images/AFP)

Liputan6.com, Washington DC - Sejumlah rakyat Amerika Serikat (AS), baru-baru ini menyebut Barack Obama sebagai presiden terbaik dalam kehidupan mereka. Berikut ini alasannya.

Dalam sebuah survei yang dilakukan oleh Pew Research Center, sebanyak 44 persen responden menyebut Obama sebagai presiden terbaik atau terbaik kedua selama masa hidup mereka, diikuti oleh 33 persen yang menyebut Bill Clinton, dan 32 persen merujuk pada sosok Ronald Reagan.

Dikutip dari Time.com pada Kamis (12/7/2018), para responden hanya menyebut 19 persen dukungan terhadap Donald Trump, yang menempatkannya di peringkat keempat.

Posisi Trump memiliki selisih lebih kecil dari raihan suara yang sama di era kepemimpinan Barack Obama, yang kala itu mendapat sekitar 22 persen dukungan warga Amerika Serikat.

Dalam survei, yang dilakukan dari tanggal 5 hingga 12 Juni lalu, sebanyak 2.002 orang dewasa ditanyai dalam sebuah pertanyaan terbuka: "Presiden mana yang telah melakukan pekerjaan terbaik selama masa hidup Anda?". Mereka diminta menyebutkan pilihan pertama dan kedua mereka.

Di sisi lain, kedua Presiden Bush berada dalam posisi lebih rendah dalam daftar. George H.W. Bush dan George W. Bush masing-masing memperoleh 14 persen dan 10 persen sebagai yang terbaik oleh seluruh responden.

Jimmy Carter, Gerald Ford, Richard Nixon, Lyndon Johnson, Dwight Eisenhower, Harry Truman dan Franklin Roosevelt hanya mendapat raihan dukungan kurang dari lima persen dari 500 lebih responden berusia produktif.

Secara umum, usia responden sangat berkorelasi dengan tanggapan mereka. Mayoritas kelompok milenial memilih Obama sebayak 62 persen, angka yang lebih tinggi daripada generasi lainnya.

Reagan, di sisi lain, adalah jawaban paling umum di kalangan generasi Baby Boomer, yang kini berusia di kisaran kepala lima.

Popularitas yang relatif tinggi terhadap sosok Obama, disebut oleh tim survei terkait, merupakan imbas dari perubahan demografi di Amerika Serikat.

"Misalnya, hanya sekitar sepersepuluh orang dewasa tumbuh bersama eksistensi John F. Kennedy, dan itu sangatlah sedikit populasinya saat ini," ujar salah seorang juru bicara Pew Research Center.

 

Simak video pilihan berikut:

 

 

Holocaust Mungkin Terjadi Lagi

[Bintang] Holocaust
Holocaust Memorial (Sumber Foto: AFP)

Sementara itu, pada hari yang didedikasikan untuk mengingat Holocaust tahun ini, beberapa ahli khawatir bahwa upaya mereka selama beberapa dekade mungkin tidak cukup diperhatikan oleh orang-orang di Amerika Serikat (AS).

Dikutip dari Time.com, hasil studi tersebut dirilis pada akhir April lalu, ketika dunia menandai Yom HaShoah, hari peringatan Holocaust.

Peringatan tersebut juga disebut menandai sejarah Pemberontakan Ghetto Warsawa pada 1943 silam.

Sebuah survei via telepon dan online, kepada sekitar 1.350 orang dewasa di Amerika Serikat, menunjukkan beberapa hasil yang mengejutkan.

Salah satunya adalah rendahnya kesadaran pengetahuan tentang Holocaust, yakni 45 persen dari semua orang dewasa tidak dapat menyebutkan nama kamp konsentrasi Yahudi atau ghetto.

Bahkan, tercatat sebanyak 32 persen responden mengaku tidak tahu, apa yang sebenarnya terjadi pada tragedi Holocaust.

Menariknya, sebanyak 93 persen responden mengaku pernah mempelajari Holocaust di sekolah, dan menganggapnya sebagai hal yang mengerikan.

Meski begitu, sebanyak 78 persen responden mengaku percaya bahwa sesuatu seperti Holocaust bisa terjadi lagi.

Selain itu, sebanyak 52 persen responden juga yakin bahwa Amerika Serikat, mungkin bisa menjadi lokasi terjadinya tragedi serupa Holocaust selanjutnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya