Pemilu Zimbabwe 2018, Partai Berkuasa Raih Kursi Terbanyak di Parlemen

Komisi Pemilihan Zimbabwe melaporkan, partai ZANU-PF berhasil mengamankan 109 kursi dari total 210 kursi parlemen.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 01 Agu 2018, 17:00 WIB
Diterbitkan 01 Agu 2018, 17:00 WIB
Ilustrasi Bendera Zimbabwe (iStockphoto via Google Images)
Ilustrasi Bendera Zimbabwe (iStockphoto via Google Images)

Liputan6.com, Harare - Partai ZANU-PF yang berkuasa di Zimbabwe berhasil memenangkan kursi terbanyak di parlemen usai pemilu yang berlangsung pada Senin 30 Juli 2018.

Komisi Pemilihan Zimbabwe melaporkan, partai ZANU-PF berhasil mengamankan 109 kursi dari total 210 kursi parlemen. Demikian seperti dikutip dari Al Jazeera, Rabu (1/8/2018).

Partai oposisi dan pesaing terdekat ZANU-PF, Movement for Democratic Change (MDC) hanya berhasil memenangkan 41 kursi. Sementara peraih kursi tersisa akan diumumkan kemudian hari pekan ini, kata Komisi Pemilihan Zimbabwe.

ZANU-PF perlu memenangkan 30 kursi lagi untuk memiliki dua pertiga mayoritas yang akan memungkinkannya mendominasi parlemen dan membuat partai itu mampu mengubah konstitusi serta menciptakan legislasi tanpa perlawanan berarti dari oposisi.

Pemungutan suara Senin adalah pemilihan pertama Zimbabwe sejak Presiden Robert Mugabe mengundurkan diri usai ditekan untuk lengser pada November 2017.

Al Jazeera melaporkan, dominasi ZANU-PF dalam pemilu disebabkan oleh keberhasilan mereka mempertahankan suara mayoritas di daerah kantung tradisional, yakni wilayah pedesaan. Daerah itu setia kepada ZANU-PF sejak 1980, atau masa-masa Mugabe berkuasa.

Di sisi lain, pihak oposisi yakin masih mampu memenangi pemilu dengan perolehan yang signifikan.

Kandidat presiden Nelson Chamisa, menyimpulkan hal itu setelah partainya, Movement for Democratic Change-Tsvangirai (MDC-T) telah memiliki hasil dari 10.000 tempat pemungutan suara.

"Kita bisa menang dengan gemilang ... Kami telah melakukan dengan sangat baik," katanya di Twitter setelah pemungutan suara penting pada hari Senin, menambahkan "Kami siap untuk membentuk (pemerintah) berikutnya." Demikian seperti dikutip dari iNews24, Selasa 31 Juli.

Seorang pengacara dan pastor berusia 40 tahun, Chamisa telah berkompetisi dengan sangat kuat selama kampanye --yang mana dirinya dan MDC-T mengandalkan kantung suara dari kalangan pemuda dan komunitas urban.

Dengan sistem pemerintahan presidensial, pemilu Zimbabwe menjadi ajang bagi 5,6 juta pemilih terdaftar untuk memilih presiden, anggota parlemen nasional dan daerah sekaligus.

Warga dihadapkan pada total empat kandidat presiden, yakni: petahana Emmerson Mnangagwa; oposisi sekaligus pesaing utama Nelson Chamela; Elton Mangoma; dan Joice Mujuru.

Hasil lengkap dari pemilu Zimbabwe akan jatuh tempo pada 4 Agustus 2018. Pemilihan putaran kedua dijadwalkan bergulir pada 8 September, hanya jika tidak ada kandidat presiden yang melewati ambang batas suara minimum 50 persen.

 

Simak video pilihan berikut:

Relatif Berjalan Lancar

Mantan Presiden Zimbabwe, Robert Mugabe
Mantan Presiden Zimbabwe, Robert Mugabe tiba untuk memberikan suara dalam pemilihan umum negara itu di TPS distrik Highfield, Harare, Senin (30/7). Mugabe pertama kalinya menggunakan hak pilihnya setelah dilengserkan November 2017. (AFP/Zinyange AUNTONY)

Pejabat yang mengawasi pemungutan suara mengatakan banyak tempat pemungutan suara memiliki antrean dan memperkirakan bahwa jumlah pemilih rata-rata sekitar 75 persen pada satu jam akhir sebelum pemungutan suara ditutup pada Senin malam 30 Juli.

"Kami berpandangan bahwa jumlah pemilih yang tinggi merupakan indikasi pemilihan yang sehat, berpendidikan dan berorientasi publik," kata ketua Komisi Pemilu Zimbabwe (ZEC) Priscilla Chigumba pada suatu taklimat media di Harare Senin malam.

Para pengamat pemilu Uni Eropa yang sebelumnya dicekal oleh pemerintahan Mugabe dulu, hadir untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun.

Mereka mengatakan, partisipasi tampak tinggi tetapi memperingatkan kemungkinan "kecacatan" dalam proses pemungutan suara di Zimbabwe.

"Ada kekurangan yang harus kami periksa. Kami belum tahu apakah itu sebuah pola atau apakah itu masalah organisasi yang buruk di tempat pemungutan suara tertentu," kata pengamat utama Uni Eropa Elmar Brok kepada AFP. Blok akan menyampaikan laporan kepada Uni Eropa tentang pelaksanaan pemilihan Zimbabwe pada hari Rabu.

"Secara keseluruhan (ada) jumlah besar pemilih - terutama orang-orang muda, sebagian besar dalam suasana yang sangat baik, umumnya damai, sangat positif," tambahnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya