Australia Rilis Imbauan Perjalanan ke Indonesia Terkait Potensi Serangan Teroris

Australia mengeluarkan imbauan perjalanan ke Indonesia, setelah mengklaim menerima informasi terkait indikasi serangan teroris di Tanah Air.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 23 Agu 2018, 12:29 WIB
Diterbitkan 23 Agu 2018, 12:29 WIB
Bendera negara Australia - AFP
Bendera Australia (AFP PHOTO)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Australia mengeluarkan imbauan perjalanan (travel advice) ke Indonesia, setelah mengklaim menerima informasi terkait indikasi serangan teroris di Tanah Air.

Dalam sebuah notifikasi terbaru yang rilis pada 23 Agustus 2018, Kementerian Luar Negeri Australia (DFAT) memasang status imbauan "High degree of caution" terhadap Indonesia. Demikian seperti dikutip dari laman daring smartraveller.gov.au yang dikelola oleh DFAT, Kamis (23/8/2018).

"Kami terus menerima informasi yang mengindikasikan bahwa teroris mungkin akan melancarkan serangan di Indonesia," tulis imbauan DFAT tersebut tanpa menjelaskan sumber informasi yang mereka terima secara mendetail.

"Para pejabat Australia di Surabaya saat ini mengadopsi langkah-langkah keamanan yang ditingkatkan dan membatasi gerakan mereka."

"Waspada dan berhati-hati di Indonesia, termasuk Bali dan Lombok selatan. Pertimbangkan kembali rencana Anda untuk melakukan perjalanan ke Lombok utara, Kepulauan Gili, Sulawesi Tengah dan Provinsi Papua," lanjut imbauan dari Kementerian Luar Negeri Australia.

 

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

 

Simak video pilihan berikut:

Klaim Ancaman Teroris di Indonesia

Bendera Australia (iStockphoto via Google Images)
Bendera Australia (iStockphoto via Google Images)

Kementerian Luar Negeri Australia (DFAT) menyebut bahwa serangan teroris di Indonesia "dapat terjadi di mana saja, kapan saja, termasuk di lokasi yang sering dikunjungi oleh turis negara Barat."

Mereka merujuk kejadian teror akbar terdahulu, seperti teror bom di Surabaya pada Mei 2018, teror bom Kampung Melayu Mei 2017, dan Serangan di Sarinah pada Januari 2016.

"Polisi telah menyatakan secara terbuka bahwa tersangka teroris masih bebas dan mungkin mencari sasaran yang berkaitan dengan negara Barat," kata keterangan dari DFAT.

"Ekstremis di Indonesia dapat melakukan serangan kekerasan skala kecil dengan sedikit atau tanpa peringatan ... Kelompok-kelompok yang terkait atau terinspirasi oleh konflik di Irak dan Suriah juga memiliki motivasi anti-Barat."

Kendati demikian, DFAT menggarisbawahi bahwa "lembaga keamanan Indonesia terus melakukan operasi terhadap kelompok-kelompok teroris."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya