Aksi Pianis Muda Meriahkan Diplomasi Budaya dan Kuliner RI di AS

KJRI Houston menggelar resepsi diplomatik yang merupakan bagian dari upaya diplomasi publik dalam mempromosikan budaya dan kuliner RI.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Okt 2018, 12:31 WIB
Diterbitkan 22 Okt 2018, 12:31 WIB
KJRI Houston, AS.
Tiara Siahaan, pianis berusia 14 tahun, tampil di acara resepsi diplomatik di Houston, Jumat malam (19/10). (Dokumentasi KJRI Houston)

Liputan6.com, Houston - KJRI Houston mengadakan resepsi diplomatik Jumat malam 19 Oktober 2018 malam waktu setempat. Acara itu digelar sebagai puncak rangkaian peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-73 di salah satu kota di AS.

Acara itu turut dihadiri perwakilan Senator AS Ted Cruz, anggota Kongres Al Green dan Wali Kota Houston, Sylvester Turner. Demikian menurut pernyataan yang dikutip dari VOA Indonesia, Senin (22/10/2018).

Dalam sambutannya, Konjen Nana Yuliana mengatakan bahwa Indonesia berkomitmen memajukan perdamaian global lewat keanggotaan tidak permanen dalam Dewan Keamanan PBB dan memajukan kerjasama ekonomi lewat forum regional MIKTA(Meksiko, Indonesia, Korea, Turki, Australia) yang diketuai Indonesia.

Menurut KJRI, Resepsi Diplomatik merupakan bagian dari upaya diplomasi publik dalam mempromosikan budaya dan kuliner Indonesia di salah satu bagian AS.

Pianis berusia 14 tahun, Tiara Siahaan, didaulat untuk memainkan aransemen musik etnik modern Indonesia seperti Oh Tano Batak, Manuk Dadali dan Hello Jakarta. Selain itu aja juga penampilan angklung, alat musik yang diakui UNESCO sebagai warisan budaya Indonesia.

 

 

Saksikan juga video berikut ini:

KJRI Houston Kenalkan Tanah Air Lewat Rendang dan Dangdut

ilustrasi rendang ayam (Jilly Cheung/Asia One/AP Photos)
ilustrasi rendang ayam (Jilly Cheung/Asia One/AP Photos)

Sementara itu, warga Houston, Amerika Serikat begitu beruntung. Pasalnya, mereka bisa mencicipi cita rasa Indonesia lewat festival kuliner dan budaya.

Dilansir dari laman VOA Indonesia, Kamis 9 September 2017, acara bertajuk 'Indonesia Culinary Festival' yang diselenggarakan KJRI Houston setiap tahun, mengajak warga AS untuk mengenal Indonesia lebih jauh.

Pengunjung tidak hanya dapat menemukan rendang dan sate ayam yang sudah dikenal dekat masyarakat Amerika di Indonesia Culinary Festival, mereka juga bisa menemukan masakan dari enam daerah Indonesia dari Sumatra, Jawa, Bali, Sulawesi, Kalimantan, dan Indonesia Timur.

Menurut Anita Lim, salah satu penjual masakan khas Kalimantan, kiosnya mendapatkan tanggapan positif walaupun menjual masakan yang belum dikenal luas warga Amerika seperti talam ebi, kue pepe dan bubur ayam Samarinda.

"Kalau ada yang pelanggan tidak tahu, mereka penasaran dan ingin coba," ujar Anita.

"Ada juga beberapa warga AS yang pernah datang ke Indonesia dan mereka tahu ini makanan yang memang mereka cari," tambahnya.

Sekitar 2.000 tamu mancanegara ikut menghadiri festival kuliner ini, termasuk tamu-tamu pejabat dari konsulat jenderal negara lain di Houston.

Menurut Konjen Nana Yuliana, acara ini menjadi kesempatan untuk memamerkan kekayaan budaya dan tradisi Indonesia di depan mata dunia dengan harapan membuat lebih banyak orang berbicara tentang kekhasan Indonesia.

"Kuliner Indonesia harus terus kita promosikan, sehingga kita bisa membuat taste of Indonesia masuk ke dunia global," kata Konjen Nana.

"Sehingga ketika orang berbicara tentang Indonesia, orang berbicara mengenai batik, rendang, gado-gado, bahkan pempek yang mungkin sekarang belum banyak dikenal di luar negeri," tambahnya.

Selain memanjakan lidah pengunjung lewat makanan, Indonesia Culinary Festival juga memamerkan beranekaragam pertunjukan tradisional Indonesia, seperti penampilan tari es lilin dan tari merak yang diperagakan Sanggar Tari Citra Indonesia KJRI Houston.

Ada pula tari piring dan tari tor tor oleh Rumah Budaya Indonesia dari Austin, Texas.

Permias Texas A&M University juga ikut meramaikan acara dengan pertunjukan band, sementara anak-anak Indonesia merebut hati pengunjung dengan fashion show baju adat.

Suasana bertambah meriah ketika Titin Sprangler, diaspora Indonesia di Houston, membawakan lantunan dangdut ke panggung.

Penunjung, termasuk mereka yang bukan keturunan Indonesia, ikut bergoyang di depan panggung bersama Titin dan juga Konjen Nana.

Acara ini tak hanya sukses mengobati rasa rindu warga Indonesia yang tinggal jauh dari tanah air, tapi juga berhasil memperkenalkan Indonesia ke warga Amerika yang belum terlalu mengenal Indonesia.

"Sejauh ini acaranya bagus. Saya bisa dengar musik yang belum pernah saya dengar dan bisa makan makanan yang belum pernah saya coba," kata pengunjung dan warga Houston, Amber Theriot.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya