Australia Umumkan Perubahan Kebijakan Visa untuk Pekerja Musiman

Australia mengumumkan perubahan visa bagi pekerja musiman pemetik buah dan juga untuk backpacker yang berlaku segera.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Nov 2018, 09:31 WIB
Diterbitkan 06 Nov 2018, 09:31 WIB
Bendera negara Australia - AFP
Bendera Australia (AFP PHOTO)

Liputan6.com, Canberra - Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengumumkan perubahan visa bagi pekerja musiman pemetik buah dan juga visa untuk backpacker yang berlaku segera.

Orang dengan 'visa untuk backpacker' dipahami sebagai mereka yang datang dengan visa kunjungan namun menghabiskan waktunya untuk bekerja di negara tujuan.

Pengumuman yang dilakukan PM Australia hari Senin 5 November 2018 di Queensland pada umumnya disambut baik oleh kalangan petani namun sebagian masih menghendaki adanya visa khusus bagi pekerja ladang pertanian dari luar negeri.

Perubahan visa pada dasarnya adalah agar para pekerja di ladang pertanian bisa bekerja lebih lama.

Peraturan baru ini adalah jawaban kepada petani yang mengeluhkan kurangnya tenaga kerja di daerah pertanian.

Dalam aturan baru ini, para pekerja musimam dari Kawasan Pasifik akan bisa bekerja tiga bulan lebih lama, dan batas usia bagi pemegang bekerja sambil berlibur (working holiday visa, WHV) dari beberapa negara akan dinaikkan menjadi 35 tahun.

Para backpacker yang datang menggunkan WHV tidak harus lagi pindah pekerjaan setiap enam bulan, dan mereka bisa tinggal tiga tahun bila bekerja di ladang pertanian.

PM Morrison mengatakan bahwa perubahan akan membantu para petani untuk mendapatkan tenaga kerja guna memastikan bsinis mereka tetap sukses.

Namun dalam waktu bersamaan, PM Morrison mengatakan membuat lapangan kerja yang bisa diisi oleh warga Australia tetap menjadi salah satu kebijakannya.

"Kita harus memastikan bahwa sebanyak mungkin warga Australia bisa bekerja di bidang-bidang ini." kata Morrison, seperti dikutip dari ABC Indonesia, Selasa (6/11/2018).

"Tetapi juga kita harus memastikan bahwa kita harus menyelesaikan pekerjaan yang ada," jelas Morrison.

 

Simak video pilihan berikut:

Perubahan Menunjukkan Pemerintah Serius Memperhatikan Petani

Bendera Australia (iStockphoto via Google Images)
Bendera Australia (iStockphoto via Google Images)

Kelompok lobi pertanian Growcom mengatakan perubahan visa ini disambut baik namun bukan merupakan solusi jangka panjang bagi industri pertanian di Australia.

"Saya kira ini adalah opsi pertama yang bisa dilakukan dan menunjukkan pemerintah serius memperhatikan masalah kurangnya tenaga kerja." kata ketua grup lobi tersebut Rachel Mackenzie.

"Ini akan memungkinkan para backpackers yang ingin bekerja di bidang pertanian terus bekerja di sana dan bekerja lebih lama."

Para backpacker yang sekarang ini bekerja di ladang pertanian sekarang ini hanya bisa bekerja selama enam bulan di sana, namun menurut MacKenzie, dengan adanya perubahan mereka bisa bekerja di sana selama satu tahun di bawah satu majikan saja.

"Ini penting sekali khususnya bagi beberapa pertanian besar khususnya di NT. Mereka memerlukan pekerja-pekerja trampil di sana." katanya.

Presidem Federasi Petani Nasional Australia Fiona Simson mengatakan perubahan visa ini merupakan langkah maju yang besar.

Saya kira perubahan yang diumumkan hari ini akan menjadi hal yang sangat melegakan bagi petani dalam hal opsi yang tersedia bagi mereka sekarang." katanya.

Menurut Simson, menaikkan pembatasan usia dari 30 menjadi 35 tahun bagi pekerja dari beberapa negara konsisten dengan masukan yang diberikan oleh petani.

"Banyak yang masih melakukan backpacking di usia 30-an dan mereka senang saja bekerja di pertanian, bisa mendapat pengalaman bekerja di regional Australia, bekerja selama beberapa bulan dan kemudian melanjutkan perjalanan." kata Simson.

Angin Positif

Petani sayuran asal Queensland Selatan Anthony Staatz setuju bahwa perubahan visa ini merupakan hal yang positif.

"Setiap kali ada backpacker baru yang mulai bekerja, ada biaya untuk melatih mereka sampai trampil, sehingga semakin lama mereka bisa bersama kami, semakin baik bagi bisnis." kata Staatz.

Tetapi Staatz mengatakan perubahan yang dilakukan pemerintah Australia saat ini tidak menyelesaikan masalah mengenai kurangnya pekerja trampil yang bisa menjadi pemimpin.

Masalahnya adalah ketika kita kedatangan para pekerja di masa panen, beberapa diantaranya menunjukkan potensi bisa menjadi pemimpin tetapi mereka tidak bertahan cukup lama sehingga kami bisa membina mereka."

Staatz mengatakan dia menghendaki adanhya visa khusus bagi pekerja ladang pertanian sehingga dia bisa mempekerjakan staf lebih lama.

"Ketrampilan itu tidak jatuh dari pohon begitu saja. Kami harus melihat dan mempekerjaan ratusan orang untuk bisa melihat satu dua orang yang memiliki bakat jadi pemimpin." katanya.

"Kalau kami bisa memilih orang-orang itu untuk posisi permanen, ini akan sangat membantu bagi kami."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya