Bekraf: Banyak Negara Antre Izin Gelar Konferensi Ekonomi Kreatif Besutan RI

Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) mengatakan bahwa ada beberapa negara yang antre mengajukan izin penyelenggaraan konferensi ekonomi kreatif besutan Indonesia.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 08 Nov 2018, 17:23 WIB
Diterbitkan 08 Nov 2018, 17:23 WIB
Kemeriahan acara penutupan World Conference of Creative Economy di Bali Nusa Dua Convention Center, Kamis, 8 November 2018. (Liputan6.com/Bekraf)
Kemeriahan acara penutupan World Conference of Creative Economy di Bali Nusa Dua Convention Center, Kamis, 8 November 2018. (Liputan6.com/Bekraf)

Liputan6.com, Nusa Dua - Pemerintah Uni Emirat Arab, khususnya dari perwakilan Kota Dubai, dikabarkan sangat antusias dalam menghadiri agenda perdana World Conference on Creative Economy (WCCE), yang digelar di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) pada tanggal 6-8 November 2018.

Begitu antusiasnya, perwakilan Dubai bahkan langsung mengajukan proposal permohonan untuk menggelar lanjutan WCCE pada 2020 mendatang.

Tidak hanya Dubai, beberapa negara disebut turut mengajukan permohonan serupa, seperti beberapa di antaranya adalah Arab Saudi, Denmark, dan Kanada.

Menurut Direktur Jenderal Multilateral Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Febrian Ruddyard, banyak delegasi internasional menyambut baik gelaran WCCE. Mereka juga disebut kagum dengan inisiatif Bekraf dalam menggalakkan ekonomi kreatif sebagai jawaban atas tantangan ketimpangan sosial.

"Ada beberapa perwakilan negara yang mengatakan kepada kami bahwa mereka sangat tertarik dengan konsep WCCE, dan berniat untuk membawa ke negara mereka, digelar di sana. Mereka menilai kita (pemerintah Indonesia) inovatif dalam mewadahi potensi ekonomi kreatif," ujar Febrian dalam konferensi pers yang digelar pada Kamis, 8 November 2018.

Pengajuan tersebut, menurut Febrian, merupakan bukti bahwa infrastruktur Indonesia sudah cukup kuat untuk mengawal pengembangan ekonomi kreatif.

"Belum banyak negara yang berinisiatif mendirikan badan khusus untuk mengurusi potensi ekonomi kreatif, dan Indonesia adalah salah satunya. Ini pencapaian yang baik, dan harus kita pertahankan. Kita harus jadi pemimpin, bukan hanya pemain," lanjut Febrian optimis.

Ditambahkan oleh Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Ricky Pesik, bahwa tema inklusivisme akan terus menjadi garis besar penyelenggaraan WCCE di manapun dan kapanpun.

Hal ini dimaksudkan agar ajang besutan Bekraf ini tidak hanya sebagai perumus kebijakan, tapi juga bisa digerakkan secara nyata dan merata di berbagai lapisan masyarakat.

Sementara itu, Dubai disebut sengaja memilih penyelanggaraan WCCE dilakukan pada 2020, karena pada tahun itu bertepatan dengan ajang World Expo.

"Setiap negara pasti berupaya mencari peluang baik, dan kemungkinan WCCE nanti dijadikan acara sambungan untuk mempromosikan potensi-potensi yang di di Uni Emirat Arab, dan Timur Tengah secara luas," jelas Ricky.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

Pengembangan Ekonomi Kreatif di Daerah

Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf melakukan sesi wawancara dengan media di sela-sela penyelenggaraan World Conference on Creative Economic (WCCE), Rabu, 7 November 2018 (Liputan6.com/Happy Ferdian Syah Utomo)
Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf melakukan sesi wawancara dengan media di sela-sela penyelenggaraan World Conference on Creative Economic (WCCE), Rabu, 7 November 2018 (Liputan6.com/Happy Ferdian Syah Utomo)

Dimulai dengan Friends of Creative Economy (FEC) pada hari pertama gelaran WCCE 2018, Bekraf melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) tentang payung kebijakan terhadap pengembangan ekonomi kreatif di daerah.

Ditandatangani bersama dengan beberapa perwakilan pejabat daerah pada Rabu 7 November, MoU itu menyepakati tentang pembangunan ekosistem ekonomi kreatif, yang dimulai dari lingkup kecil di tingkat kota, kabupaten, dan provinsi.

Menurut Triawan, Bekraf akan menghadirkan capacity building kepada kota, kabupaten, dan provinsi dalam bentuk edukasi. Dalam hal ini, jika suatu daerah telah menjalankan sebuah potensi ekonomi, maka kami akan bantu tingkatkan kapabilitasnya.

"Aabila daerah tertentu kesulitan menemukan potensi yang hendak ditonjolkan, maka kami juga akan berupaya untuk bantu menggali lebih jauh, tentunya dengan sinergi positif dari berbagai lembaga terkait," ujar Triawan menjelaskan.

Dalam kesempatan tersebut, Triawan juga menyampaikan bahwa pemerintah telah memperbaharui regulasi yang pro ekonomi kreatif, seperti salah satunya adalah tentang hak cipta.

Bekraf telah memastikan bahwa hak atas kekayaan intelektual di berbagai sektor bisa dijabarkan lebih lanjut sebagai jaminan, untuk mendapat berbagai dukungan lintas sektor.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya