Liputan6.com, Jenewa - Presiden Afghanistan Ashraf Ghani pada Rabu 28 November 2018, mengumumkan delegasi 12 anggota, yang terdiri atas lelaki dan perempuan, untuk mengadakan pembicaraan dengan Taliban.
Ketika berbicara dalam satu konferensi internasional mengenai Afghanistan, Ghani mengatakan, "Saya senang untuk mengumumkan hari ini bahwa setelah beberapa bulan konsultasi intensif dengan warga kami di seluruh negara, kami merumuskan peta jalan bagi perundingan perdamaian," demikian seperti dikutip dari Antara, Jumat (30/11/2018).
Advertisement
Baca Juga
Ia menambahkan, "Kami membentuk badan yang diperlukan dan mekanisme untuk mencapai kesepakatan perdamaian. Kami sekarang bergerak maju ke arah babak baru proses perdamaian. "
"Kami berusaha mencapai kesepakatan perdamaian yang melibatkan Taliban guna membentuk masyarakat yang demokratis dan melibatkan semua pihak."
Presiden Ghani mengatakan pembicaraan perdamaian yang berhasil diperlukan bagi pemilihan presiden mendatang.
Wakil dari lebih 70 negara ikut dalam Konferensi Afghanistan selama dua hari di Kantor PBB di Jenewa, Swiss.
Ghani dan Tadamichi Yamamoto, Wakil Khusus PBB untuk Afghanistan, juga direncanakan menyelenggarakan taklimat, kata Kantor Berita Anadolu.
Dalam konferensi itu, Turki diwakili oleh Wakil Menteri Luar Negeri Selim Kiran.
Taliban, pihak utama dalam konflik dengan Afghanistan tersebut, tidak mengirim wakilnya ke konferensi itu.
Â
Simak video pilihan berikut:
Upaya Perdamaian Afghanistan - Taliban
Pemerintah Afghanistan telah menawarkan perdamaian kepada Taliban dengan harapan bisa mewujudkan perdamaian di negara yang diporak-porandakan perang tersebut.
AS mendukung proses itu sementara utusan perdamaiannya di Afghanistan Zalmay Khalilzad telah dua kali bertemu dengan wakil Taliban di Qatar dengan harapan bisa melanjutkan pembicaraan sebelum pemilihan presiden 2019.
Namun, Taliban telah meningkatkan serangan bersenjata dan serangan bunuh diri di seluruh Afghanistan dalam upaya nyata untuk memasuki pembicaraan perdamaian dari posisi yang kuat.
Pertemuan para pemimpin Afghanistan dan diplomat intenrasional tersebut dilaksanakan bersamaan dengan upaya AS untuk mendorong terwujudnya perdamaian dengan Taliban bahkan saat kerusuhan berkecamuk di seluruh Afghanistan.
"Kami mengupayakan kesepakatan perdamaian yang melibatkan Taliban di dalam masyarakat yang demokratis dan melibatkan semua pihak," kata Ghani. Ia menambahkan setiap kesepakatan harus memenuhi persyaratan tertentu, termasuk dihormatinya hak konstitusional perempuan.
Advertisement