Liputan6.com, Jakarta - Taipei Economic and Trade Office (TETO) yang berkolaborasi dengan Taiwan Technical Mission (TTM) mengadakan seminar pertanian dengan tema "42 Tahun Kerja Sama Pertanian Taiwan dan Indonesia" dari tanggal 5 hingga 8 Desember 2018.
Seminar pertanian yang diikuti oleh 100 orang Taiwan dan Indonesia ini merupakan bagian dari kebijakan New Southbound Policy yang telah dijalankan oleh pemerintah Taiwan.
Diharapkan, dengan adanya seminar ini dapat meningkatkan wawasan, pengetahuan dan kerja sama dalam bidang pertanian antara kedua negara, demikian keterangan pers yang diterima oleh Liputan6.com dari TETO yang berada di Jakarta pada Jumat (7/12/2018).
Advertisement
Baca Juga
Dalam sesi pembukaan yang berlangsung tanggal 6 Desember 2018, Kepala Perwakilan TETO John Chen menyampaikan bahwa sejak dikirimnya teknisi pertanian Taiwan Technical Mission ke Indonesia 42 tahun lalu, sampai saat ini berbagai program kerja sama telah dilaksanakan.
"Telah ada kerja sama antara kedua negara sejak 42 tahun lalu. Dimana, sejak dikirimkannya teknisi pertanian Taiwan Technical Mission (TTM) ke Indonesia," ujar John Chen.
"Program yang dijalankan meliputi perbaikan sistem budidaya, baik budidaya jamur, asparagus, jeruk, maupun ternak, teknik produksi tanaman hortikultur, teknik akuakultur, sistem irigasi, pengolahan makanan, konservasi tanah dan air, serta manajemen agribisnis," tambahnya.
Dalam sambutannya, John Chen juga menjelaskan bahwa sampai saat ini ada 18 proyek, di antaranya: Project OVOP Bali, Project Agribisnis Bogor, Peningkatan dan Pengembangan Pertanian Korporasi Area Bandung, Pengembangan Padi Varietas Unggul di Sulawesi Selatan, dan Kerja Sama Area Percontohan Pertanian di Karawang.
Selain itu TTM juga telah mengadakan lebih dari 130 pelatihan dan kunjungan lapangan, di mana lebih dari 20.000 orang yang telah menerima manfaatnya.
Taiwan akan terus berbagi teknik dan pengalaman dalam manajemen ataupun pemasaran pertanian, membantu meningkatkan pendapatan, hasil pertanian dan memperbaiki taraf hidup dari berbagai lapisan masyarakat.
Taiwan dengan pengalaman dan kemajuan teknologi pertaniannya, digabungkan dengan kondisi alam Indonesia yang unik, telah saling melengkapi, dan menciptakan kondisi yang saling menguntungkan bagi Taiwan maupun Indonesia.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Gudang Beras di Karawang
Sementara itu, di Bali ada seorang petani yang pernah hidup di bawah garis kemiskinan. Namun setelah ikut pelatihan "Project One Product One Village (OVOP) Bali" dalam budidaya asparagus, sekarang pendapatannya lebih stabil, dan juga meningkat besar dibanding dulu.
John Chen juga menyampaikan bahwa Pemerintah Taiwan pada tahun 2016 telah mengumumkan kebijakakan baru ke arah selatan (New Southbound Policy) dengan harapan dapat menciptakan kerja sama antara Taiwan dan negara-negara di Asia Tenggara yang saling menguntungkan dan saling memakmurkan.
Indonesia adalah partner kerja sama paling penting bagi Taiwan di bawah kebijakan ini. Selama dua tahun Taiwan secara aktif meningkatkan kerja sama dengan Indonesia.
Setelah melewati diskusi mendalam selama satu tahun, kedua pihak memutuskan untuk membangun gedung beras di Karawang, Jawa Barat yang termasuk dalam "Kerja Sama Area Percontohan Pertanian di Karawang."
Luas lahan pertanian yang diuntungkan diharapkan setidaknya ada 1.000 Hektar. Termasuk di dalamnya kerja sama pengembangan teknik irigasi, beras, hortikultura, ternak, dan asosiasi pertanian.
Taiwan dengan organisasi irigasi modern, peralatan dan mesin pertanian yang modern, konsultasi teknis, pelatihan SDM, dan kunjungan lapangan, akan berbagi pengalaman dengan Indonesia.
Harapannya, setelah melewati 42 tahun kerja sama teknis pertanian dan dengan berpedoman pada kebijakan baru ke arah selatan, dapat menciptakan hubungan yang saling menguntungkan dan saling memakmurkan.
Advertisement