Kabar Hantaman Maut Tsunami Anyer Mendunia

Berbagai media global saling memberitakan tentang bencana tsunami Anyer yang meluluhlantakkan kawasan Tanjung Lesung, Banten, pada Sabtu 22 Desember 2018.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 23 Des 2018, 09:55 WIB
Diterbitkan 23 Des 2018, 09:55 WIB
Ilustrasi tsunami
Ilustrasi tsunami anyer. (Pixabay)

Liputan6.com, Pandeglang - Hantaman tsunami Anyer pada Sabtu 22 Desember malam, membuat kawasan Tanjung Lesung, Kabupaten Pandeglang, Banten, luluh lantak.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyebut korban tsunami yang terjadi di area Selat Sunda itu terus bertambah. Saat ini, jumlah korban telah mencapai 43 orang.

"Data sementara pagi pukul 07.00 WIB, total dampak tsunami mencapai 43 meninggal dunia," kata Sutopo, Minggu (23/12/2018).

Dia menambahkan, jumlah korban luka akibat tsunami Anyer mencapai 584 orang. Selain itu dua orang dinyatakan hilang.

"430 unit rumah rusak berat. Sembilan hotel rusak, 10 kapal rusak berat, banyak mobil terkena dari dampak tsunami ini," ucap Sutopo.

Kabar tsunami yang mengejutkan itu disiarkan secara luas oleh banyak media internasional sejak Minggu dini hari.

Situs berita asal Australia, News.com.au, memberitakan secara bertahap sejak pukul 03.08 dini hari waktu setempat (sekitar 23.08 WIB) tentang kabar tsunami Selat Sunda.

Outlet media tersebut juga terus mengabarkan tentang korban tewas yang terus bertambah, mulai dari 20 orang pada pemberitaan kedua, berlanjut menjadi 37 pada pemberitaan kelima, dan yang terakhir kali diwartakan pada Minggu pagi, yakni sebanyak 43 orang tewas.

Kabar mengenai jumlah korban tsunami Selat Sunda juga turut diberitakan bertahap oleh situs Globalnews.ca asal Kanada, CNN.com dari Amerika Serikat (AS), The Guardian dari Inggris, dan kantor berita resmi pemerintah China, Xinhua.

Sementara itu, situs berita Forbes.com mengabarkan dengan runut tentang peristiwa tsunami Selat Sunda, yang menurut laporan sementara dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), kemungkinan disebabkan oleh longsoran Gunung Anak Krakatau.

Tidak ketinggalan, sejarah tentang serangkaian tsunami yang pernah melanda area Selat Sunda juga ikut diwartakan dalam laporan mendalam situs Forbes, termasuk bencana letusan dahsyat Krakatu pada Agustus 1883.

Informasi terkini tentang bencana tsunami Anyer dapat Anda ikuti di link berikut.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

Penelitian Penyebab Tsunami Anyer Sedang Berlangsung

Ilustrasi tsunami
Gelombang tinggi di laut Gunung Kidul Yogyakarta. (Liputan6.com/Sunariyah)

Sementara itu, BMKG baru saja mengabarkan bahwa peringatan tentang tsunami Selat Sunda telah diberikan beberapa saat sebelum bencana terjadi, yang utamanya ditujukan pada otoritas pelabuhan dan pelayaran.

Disebutkan pula bahwa tim khusus telah dikirim oleh BMKG ke perairan Selat Sunda untuk meneliti penyebab gelombang tsunami yang menghantam Tanjung Lesung pada Sabtu malam.

Informasi terkini menyebut bahwa sempat terjadi hujan deras di area Gunung Anak Krakatau dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. BMKG belum bisa menyebut apakah kondisi tersebut yang menyebabkan terjadinya tsunami.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya