Liputan6.com, Moskow - Sejak awal musim dingin tahun ini, kota Saratov di Rusia, dilanda hujan salju yang setara dengan curah hujan selama tiga bulan.
Akibatnya, kota yang berjarak 836 kilometer di tenggara Moskow itu kini diselimuti salju tebal. Dinas pelayanan masyarakat berusaha semaksimal mungkin untuk membersihkan seluruh ruas jalan utama, tapi tak sepenuhnya berhasil.
Advertisement
Baca Juga
Mengetahui hal tersebut, Wali Kota Mikhail Isaev mengimbau kepada seluruh warga Saratov agar beralih menggunakan transportasi umum ketimbang menggunakan kendaraan pribadi. Ini perlu dilakukan agar penduduk di sana tidak kena macet.
Keesokan harinya, sang wali kota pun memutuskan untuk pergi ke kantor dengan naik bus. Ternyata, ia harus menempuh perjalanan selama dua jam. Bahkan ia terlambat menghadiri rapat arahan harian.
"Saya berangkat sekitar pukul 07.15 dan mencapai Pasar Kryty (pusat kota) pada pukul 09.30. Pada dasarnya, pergerakan (kendaraan) di jalan memang lambat, tapi tidak tersendat. Satu-satunya jalan sempit yang membuat saya tertahan selama satu jam adalah di daerah permukiman di wilayah Distrik Zavodskoy," kata Isaev, sebagaimana dilansir dari media Rusia, RBTH Indonesia, Senin (21/1/2019).
Isaev menambahkan, ia hendak menaiki transportasi publik pada sore hari ke distrik Saratov lainnya, demi memahami berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke sana.
Ia pun menganjurkan para pejabat pemerintah kota di Rusia agar tak segan menaiki transportasi umum, alih-alih kendaraan pribadi.
"Anda semua harus maklum dengan situasi ini. Cara terbaik untuk pergi menuju dan pulang kantor adalah dengan menggunakan transportasi umum," ujar Isaev menekankan.
Meski begitu, belum diketahui apakah keputusan Isaev ini akan dilakukannya untuk sementara waktu atau hanya selamanya.
Â
Saksikan video pilihan berikut ini:
Terlambat 1 Menit, Pejabat di Inggris ini Mengundurkan Diri
Bagi sebagian besar orang, datang terlambat ke sebuah acara rasanya sudah wajar. Hanya dengan permintaan maaf, urusan dirasa selesai. Namun tidak demikian untuk pejabat Inggris satu ini.
Baginya, terlambat adalah aib besar dalam hidupnya.
Menteri Negara untuk Departemen Pembangunan Internasional Inggris, Michael Bates, memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatannya setelah ia datang terlambat dalam sebuah sesi debat parlemen, Rabu, 31 Januari 2018. Ia mengaku malu berat.
Menteri dari Partai Konservatif ini seharusnya berada di House of Lords untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penting yang dilayangkan kepada kementeriannya. Namun, saat itu ia belum hadir di tempatnya.
Padahal pria bergelar The Lord Bates ini hanya terlambat satu menit, bahkan kurang dari itu.
Ia kemudian berdiri di tengah anggota parlemen dan langsung meminta maaf. Seketika itu juga, ia menyatakan mundur.
"Saya ingin menyampaikan permintaan maaf kepada Baroness Lister atas ketidaksopanan saya, tidak berada di tempat ini untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penting," kata Bates, dilansir The Guardian.
"Saya sangat malu tidak bisa berada di sini. Saya menyampaikan pengunduran diri saya kepada Perdana Menteri yang akan dilakukan secepatnya," ujar pria Inggris berusia 56 tahun itu.
Ditentang Anggota Dewan dan Perdana Menteri
Usai menyelesaikan kalimatnya, Bates langsung berjalan keluar ruangan, diikuti suara riuh para anggota dewan yang tidak mempercayai keputusan Bates, bahkan sebagian besar menentangnya.
"Tidak!" seru mereka.
Setelah Bates keluar, anggota dewan Baroness Smith dari Basildon menginterupsi. Ia tak rela Bates mengundurkan diri.
"Permintaan maaf dari Lord Bates sudah lebih dari cukup. Itu adalah kesalahan kecil yang biasa dilakukan oleh kita," ucapnya.
Bates seharusnya berada di parlemen pada pukul 15.00 waktu London untuk menjawab pertanyaan dari anggota partai oposisi, Partai Buruh, Ruth Lister, yang bertanya soal kesenjangan pendapatan. Karena terlambat datang, Bates digantikan wakilnya, John Taylor, untuk menjawab pertanyaan tersebut.
Akan tetapi, pengunduran diri Bates ditolak oleh Perdana Menteri Inggris Theresa May dan ia akan meneruskan tugasnya di pemerintahan.
Advertisement