8 Fakta dan Mitos Mengerikan tentang Hari Valentine

Berikut adalah fakta dan mitos mengerikan tentang Valentine yang tidak diketahui banyak orang.

oleh Siti Khotimah diperbarui 13 Feb 2019, 21:00 WIB
Diterbitkan 13 Feb 2019, 21:00 WIB
Valentine
Ilustrasi Foto Hari Kasih Sayang (Valentine Day). (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Hari Valentine atau Hari Kasih Sayang sangat identik dengan cokelat, kartu ucapan, dan mawar merah. Makan malam romantis dengan cahaya lilin juga biasa dilakukan para pasangan kekasih di hari itu.

Sayangnya, sebagian besar orang hanya peduli Valentine sebagai perayaan penuh cinta, tanpa mengetahui sejarahnya.

Berikut adalah fakta tentang Hari Kasih Sayang beserta mitos mengerikan di baliknya, dilansir dari Liputan6.com, pada Rabu (13/3/2019).

Simak pula video berikut:

1. Valentine Pernah Dirayakan pada 3 Mei

Valentine
Ilustrasi Valentine (iStockphoto)

Dalam sebuah puisi karya Geoffrey Chaucer, seorang penyair Inggris dan penulis buku terkenal "The Canterbury Tales,' merayakan Valentine pada 3 Mei. Pada hari itu semua burung memilih pasangannya dalam setahun.

Sejak saat itu, orang-orang terinspirasi untuk merayakan Valentine sebagai hari kasih sayang.

2. Berangkat dari Tradisi 'Menyiksa Perempuan'

[Fimela] Cokelat Valentine
Ilsutrasi Cokelat Valentine | unsplash.com

Valentine tidak bisa dipisahkan dari kepercayaan paganisme di era Romawi Kuno. Setiap tanggal 13-15 Februari warga Romawi kuno merayakan Lupercalia, sebuah tradisi yang mengandung penyiksaan perempuan.

Dalam upacara itu para gadis muda dicambuk oleh pria setengah telanjang, menggunakan tali yang berasal dari kulit kambing yang baru dikorbankan. Puncak Lupercalia adalah pada 15 Februari, di samping gua yang berada di kaki bukit Palatine. Tempat itu diyakini menjadi tempat serigala betina menyusui Romulus and Remus -- pendiri kota Roma dalam mitologi Romawi.

Meskipun terdengar sesat, tradisi ini dilakukan oleh orang Romawi hingga 496 Masehi demi pemurnian dan kesuburan perempuan.

Pada tahun 496, Paus Gelasius I melarang Lupercalia dan menyatakan 14 Februari sebagai Hari Santo Valentine.

3. Ada 3 Tokoh Bernama Valentine pada 200 Masehi

surat cinta, valentine
Ilustrasi surat cinta / iStockphoto

Dikutip dari situs LiveScience, setidaknya ada 3 pria yang bernama Valentine di tahun 200-an Masehi. Semuanya tewas secara mengenaskan.

Salah satunya adalah seorang imam di Kekaisaran Romawi yang membantu orang-orang Kristen yang dianiaya pada masa pemerintahan Claudius II. Saat dipenjara, ia mengembalikan penglihatan seorang gadis yang buta -- yang jatuh cinta padanya. Valentine yang pertama dipenggal pada 14 Februari.

Valentine yang kedua adalah uskup yang saleh dari Terni, yang juga disiksa dan diekselusi selama pemerintahan Claudius II, juga tanggal 14 Februari -- di tahun yang berbeda dengan yang dari Terni.

Sementara, yang ketiga adalah Valentine dari Genoa yang diam-diam menikahkan pasangan, menentang aturan pernikahan yang dikeluarkan Claudius II.

Saat ia dipenjara, legenda menyebut bahwa ia jatuh cinta dengan putri orang yang memenjarakannya. Sebelum dieksekusi sadis, ia membuat surat cinta pada sang kekasih. Yang ditutup dengan kata, 'Dari Valentine-mu'.

4. Di Inggris, Surat Valentine Diberikan untuk Orang yang Dibenci

Bendera Inggris dan Uni Eropa berkibar berdampingan dengan latar Menara Big Ben di London (AP)
Bendera Inggris dan Uni Eropa berkibar berdampingan dengan latar Menara Big Ben di London (AP)

Pemberian kartu valentine baru populer di Inggris pada pertengahan Abad ke-19. Saat itu layanan pos pertama Inggris, Penny Post didirikan sehingga membuat pengiriman surat makin murah dan tersedia bagi setiap orang.

Pada saat yang sama kartu Valentine diproduksi massal. Mesin pencetak kala itu mampu mengaplikasikan sejumlah metode pencetakan, seperti cetak timbul, desain renda, atau kartu 3 dimensi, sebagaimana disampaikan oleh dosen sejarah Amerika dan budaya populer di George Mason University.

Uniknya, di Inggris kartu valentine tidak hanya diberikan kepada kekasih namun juga untuk orang yang tidak disukai.

5. Cupid Awalnya Bukan Bayi Lucu

Cincin cupid berusia 1.700 tahun
Cincin cupid berusia 1.700 tahun (Credit: K. Hinds; © K. Hinds and Hampshire Cultural Trust, CC Attribution 2.0 Generic)

Pada Abad ke-5, Eros (inspirasi untuk kata 'erotis'), versi Yunani dari Cupid, digambarkan sebagai sosok pemuda tinggi, atletis, heroik, dan memiliki sayap. Demikian ujar Angeline Chiu, profesor dari University of Vermont kepada USA Today. Menurut Chiu, transformasi Cupid, dari pemuda gagah jadi bayi lucu berasal dari seni era Renaissance.

"Raphael dan para seniman lain melukis bayi kecil montok di mana-mana," kata Chiu. "Mereka tak bermaksud melukis Cupid. Mungkin untuk menggambarkan cinta secara umum," tambah dia.

Namun, imej Cupid sebagai bayi lucu bertahan hingga saat ini.

6. Kartu Valentine Pertama Dibuat oleh Tawanan Perang

surat cinta 2, valentine
Ilustrasi surat cinta / iStockphoto

Duke Charles of Orleans menulis apa yang dianggap sebagai kartu Valentine tertua, ketika ia ditahan sebagai tawanan perang.

Dipenjara di Tower of London atau Menara London setelah ditangkap Inggris pada 1415, Charles menulis sebuah surat cinta berima untuk istrinya, Bonne d’Armagnac -- yang kini disimpan di British Library, London.

Puisi itu terdiri dari 2 baris, dalam Bahasa Prancis. Malangnya, sang istri meninggal sebelum Charles kembali ke Prancis pada tahun 1440.

7. Richard Cadbury Keluarkan Cokelat Valentine Pertama

Cokelat
Ilustrasi/copyright unsplash.com/Simone van der Koelen

Pada tahun 1868, Richard Cadbury mengeluarkan cokelat Hari Valentine pertama.

Meskipun demikian, cokelat telah lama dianggap sebagai afrodisiak, pembangkit gairah. Dimulai di Abad ke-17, saat biji cokelat kali pertama dibawa ke Eropa dari Meksiko dan Amerika Tengah, bangsa Eropa mengaitkannya dengan kisah tentang Montezuma dan istri-istrinya.

Abad ke-19 adalah masa di mana permen dan kudapan manis lebih terjangkau untuk kelas menengah, seiring produksi massal cokelat.

8. Mitos Mawar Merah

Mawar merah
Mawar Merah | via: Facebook Stylish Eve

Pada abad ke-18, Charles II dari Swedia memperkenalkan ide bahwa bunga melambangkan emosi atau pesan tersirat, menurut ProFlowers.com.

"Saat ini, mawar merah berasosiasi dengan gairah cinta, mawar merah muda untuk persahabatan, putih untuk kemurnian, dan merah-putih adalah persatuan," kata Jennifer Sparks, juru bicara Society of American Florists.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya