Muncul pada Februari 2019, Ini Fakta dan Mitos di Balik Super Snow Moon

Bumi kembali disuguhkan pemandangan langit malam yang menakjubkan, yakni Super Snow Moon. Apa itu?

oleh Afra Augesti diperbarui 19 Feb 2019, 21:00 WIB
Diterbitkan 19 Feb 2019, 21:00 WIB
Bulan Purnama Penuh
Foto yang diambil pada tanggal 01 Januari 2018 ini menunjukkan "supermoon" yang muncul di langit malam, sebuah fenomena alam yang sudah tidak pernah terlihat lagi dalam 36 tahun. (Boris Horvat/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Setelah kemunculan Super Wolf Blood Moon pada Januari kemarin, penggemar ruang angkasa akan disambut kembali oleh pemandangan langit yang menakjubkan pada bulan ini, yakni Super Snow Moon.

Konon, ini adalah Supermoon terbesar terbesar yang pernah terjadi di sepanjang 2019.

Seperti Supermoon bulan lalu, nama Super Snow Moon juga diberikan dari Suku Indian, yang menyebut setiap Bulan purnama yang jatuh pada bulan Februari sebagai Snow Moon atau Bulan Salju.

Dalam budaya Eropa, Supermoon kali ini juga dipanggil Bulan Salju karena banyaknya salju yang biasanya jatuh pada bulan kedua dalam satu tahun kalender Masehi.

Mitos lain juga menyebut Bulan purnama pada Februari sebagai Bone Moon atau Hunger Moon, karena kelangkaan makanan di musim dingin.

Super Snow Moon kali ini sangat kontras dengan tahun lalu, di mana tidak ada Bulan purnama di bulan Februari, yang disebut sebagai Black Moon atau Bulan Hitam.

Bulan Hitam dapat digolongkan sebagai Bulan purnama kedua yang muncul di bulan yang sama atau kurangnya kemunculan Bulan purnama dalam waktu sebulan, yang merupakan lanjutan dari Supermoon tahun lalu.

Supermoon malam ini akan mencapai perigee atau jarak terdekat dari Bumi sejauh 221.681 mil.

Super Snow Moon akan sepenuhnya berpendar di langit mulai pukul 15.53 GMT atau 22.53 WIB pada hari Selasa, yang berarti bahwa waktu terbaik untuk menonton adalah saat malam mulai turun.

Sementara itu, Bulan akan berada pada titik terdekatnya dengan Bumi pada jam 09.06 GMT (16.06 WIB). Demikian menurut Express.co.uk, Selasa (19/2/2019).

Di satu sisi, Super Snow Moon pada malam ini akan tampak 14 persen lebih besar dan mendekati 30 persen lebih terang dari Bulan purnama normal.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

1. Kapan Super Snow Moon Datang?

Supermoon di Prancis
Penampakan fenomena supermoon terlihat dari langit Trebons-sur-la-Grasse di Prancis selatan, Minggu (3/12). Selain dinamai Full Cold Supermoon, Supermoon ini juga disebut Big Spirit Moon atau Blue Moon. (AFP PHOTO / REMY GABALDA)

Super Snow Moon akan terlihat penuh sejak Minggu malam hingga Rabu, karena satelit alami Bumi ini sejajar dengan matahari (bagi kita yang melihat dari Bumi).

Waktu terbaik untuk menyaksikannya adalah saat Bulan terbit pada 19 Februari. Anda bisa memeriksa lokasinya di tautan berikut ini.

2. Apa Itu Snow Moon?

Proses Terjadinya Gerhana Bulan
Fase gerhana bulan "super blue blood moon" terlihat di atas langit Jakarta, Rabu (31/1). Ini merupakan fenomena langka karena bulan menunjukkan tiga fenomena sekaligus, yaitu supermoon, blue moon, dan gerhana bulan. (Liputan6.com/Arya Manggala)

Fakta bahwa Supermoon pada Februari tahun ini disebut sebagai Bulan Salju, tidak ada hubungannya dengan salah satu fakta menarik berikut.

Menurut Farmers' Almanac, anggapan itu datang karena Bulan purnama jatuh setiap Februari. Di Negeri Paman Sam, berbagai suku asli Amerika memiliki bermacam nama untuk Bulan yang muncul tiap bulan pada tahun ini, terkait dengan fenomena alam yang andal terjadi di lingkungan mereka.

Februari adalah bulan yang penuh salju di AS bagian utara dan timur, karena inilah disebut sebagai Super Snow Moon. Selain itu, ada juga yang menamainya dengan Hunger Moon, julukan yang tidak begitu menawan.

Astronom NASA, Gordon Johnston, menulis bahwa secara historis, penamaan Bulan tidak terikat dengan penanggalan kalender, sebagai karakteristik musim.

Bulan purnama bulan ini juga merupakan penanda musim dingin terakhir di Belahan Bumi Utara. Dengan kategorisasi tersebut, Supermoon juga akan dinamai "crows" (gagak), "worm" (cacing), "crust" (kerak), "sap" (getah), atau "sugar" (gula). Semua julukan itu tergantung pada kondisi lokal.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya