Liputan6.com, Utrecht - Polisi menangkap seorang pria tersangka penembakan di trem Utrecht, Belanda. Insiden yang menewaskan tiga orang dan melukai lima orang lainnya.
Seperti dikutip dari BBC, Selasa (19/3/2019), Gokmen Tanis, seorang pria Turki berusia 37 tahun, ditemukan beberapa jam setelah serangan penembakan di trem itu. Polisi meringkusnya di sebuah bangunan sekitar tiga kilometer dari lokasi kejadian.
Pihak berwenang mengatakan motif penyerang belum diketahui pasti.
Advertisement
Insiden itu memicu perburuan di seluruh kota dan penutupan sekolah.
Senin 18 Maret sekitar pukul 10.45 waktu setempat (09:45 GMT), polisi dipanggil atas laporan penembakan di salah satu trem kota di persimpangan 24 Oktoberplein, Utrecht. Seorang saksi mengatakan kepada media setempat bahwa "seorang pria mulai menembak dengan liar".
Beberapa yang terluka dilaporkan dalam kondisi kritis.
Saksi lain mengatakan kepada penyiar publik Belanda NOS bahwa ia telah membantu seorang wanita yang terluka ketika trem datang ke perhentian darurat.
"Aku melihat ke belakangku dan melihat seseorang berbaring di sana, di belakang trem," katanya. "Orang-orang keluar dari mobil mereka ... dan mereka mulai mengangkatnya."
"Saya membantu menariknya keluar dan kemudian melihat seorang pria bersenjata berlari ke arah kami, dengan posisi senjatanya terangkat," katanya. "Aku mendengar orang-orang berteriak 'Penembak! Penembak!' dan saya mulai berlari. "
Pria bersenjata itu kemudian melarikan diri dari tempat kejadian, buron hampir sepanjang hari Senin.
Akibat perburuan tersangka penembakan di trem Utrecht oleh polisi antiterorisme, sejumlah sekolah ditutup dan keamanan ditingkatkan di bandara dan masjid.
Sebuah foto tersangka juga diposting di media sosial oleh polisi, untuk memperingatkan orang-orang agar tidak mendekatinya.
Sejumlah penggerebekan dilakukan dan petugas antiterorisme terlihat berpatroli di jalan-jalan dekat tempat serangan terjadi.
Polisi mengepung sebuah bangunan tidak jauh dari lokasi serangan dan menangkap Tanis pada Senin malam.
Polisi mengatakan penembakan di trem Utrecht itu diduga merupakan insiden teroris, tetapi pada konferensi pers Senin malam, seorang jaksa mengatakan bisa saja dimotivasi oleh "alasan keluarga".
"Tanis sosok yang dikenal oleh polisi Belanda," tambah jaksa penuntut.
Seorang pengusaha setempat mengatakan kepada BBC Turki bahwa Gokmen Tanis sebelumnya bertempur di Republik Chechnya Rusia.
Kelompok-kelompok militan, termasuk yang bersekutu dengan kelompok ISIS telah lama beroperasi di wilayah tersebut.
"Dia ditangkap karena hubungannya dengan ISIS, tetapi kemudian dibebaskan," kata pengusaha itu kepada BBC.
Â
Â
Saksikan juga video brikut ini:
Â
Reaksi PM Belanda
Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte mengatakan negara itu "tersentak oleh serangan" mematikan yang ia gambarkan sebagai "sangat mengganggu".
"Ada banyak pertanyaan dan rumor," katanya. "Tidak jelas apa motif di balik serangan ini."
Dia mengatakan pemilihan lokal akan berjalan sesuai rencana pada hari Rabu, tetapi bendera akan dikibarkan setengah tiang.
Para pemimpin dari seluruh dunia, termasuk Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Perdana Menteri Spanyol Pedro Sánchez juga menyampaikan belasungkawa atas insiden penembakan di trem Utrecht.
Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker mengatakan UE "berdampingan dengan Belanda dan rakyatnya selama masa-masa sulit ini."
Sementara itu, tingkat ancaman di Utrecht telah berkurang setelah penangkapan tersangka penembakan di trem. Sebelumnya sempat berada di titik tertinggi dan memicu polisi paramiliter ditempatkan di bandara serta masjid.
Universitas Utrecht juga menutup semua bangunannya. Layanan kereta juga tak diizinkan beroperasi ke stasiun pusat kota.
Pascapenangkapan tersangka penembakan di trem, beberapa layanan angkutan umum kini telah beroperasi kembali.
Utrecht, kota terbesar keempat di Belanda, memiliki populasi sekitar 340.000.
Tingkat kejahatan rendah dan pembunuhan senjata jarang terjadi, yang merupakan kasus untuk sebagian besar negara.
Advertisement