Wali Kota Transgender Pertama di Italia: Politik Sayap Kanan Akan Kalah

Wali kota transgender pertama di Italia mengatakan, politik sayap kanan akan kalah oleh revolusi kebaikan.

oleh Siti Khotimah diperbarui 03 Jun 2019, 16:23 WIB
Diterbitkan 03 Jun 2019, 16:23 WIB
Wali kota transgender pertama di Italia, Gianmarco Negri (AP Photo)
Wali kota transgender pertama di Italia, Gianmarco Negri (AP Photo)

Liputan6.com, Rome - Wali kota transgender pertama di Italia mengatakan, politik sayap kanan yang "sombong dan menindas" akan dikalahkan oleh revolusi kebaikan secara cepat atau lambat.

Gianmarco Negri (40) terpilih sebagai wali kota Tromello, sebuah kota kota kecil di selatan Milan pada pekan lalu dengan mendapatkan 37,5 persen suara. Seorang yang juga merupakan pengacara itu berhasil mengalahkan kubu sayap kanan, yang berada di urutan kedua dengan 26 persen sebagaimana dilansir dari The Guardian pada Senin (3/6/2019).

"Ini benar-benar bertentangan dengan gelombang saat ini di Italia untuk dipilih sebagai walikota," kata Negri. “Dalam hal ini, kemenangan, dan fakta bahwa kami mendapat hasil yang cukup tinggi, mengirimkan pesan yang sangat penting," lanjutnya.

Negri berkampanye dengan slogan "CambiaMenti per Tromello ", yang memiliki makna ganda "Perubahan untuk Tromello," Italia.

"Pemilihan tidak hanya dimenangkan oleh Gianmarco Negri," katanya. "Kami adalah sekelompok orang yang sangat terlibat dalam komunitas, kami memiliki hubungan dekat dengan kota dan masyarakat."

Aktivis Transgender

Ilustrasi Foto LGBT atau GLBT (Lesbian Gay Biseksual dan Transgender). (iStockphoto)
Ilustrasi Foto LGBT atau GLBT (Lesbian Gay Biseksual dan Transgender). (iStockphoto)

Gianmarco Negri yang terpilih sebagai wali kota adalah seorang aktivis untuk hak-hak transgender yang lahir di Tremello sebagai gadis bernama Maria. Ia melakukan transisi gender beberapa tahun yang lalu.

Ia mengaku melakukannya demi kesejahteraannya sendiri dan keseimbangan dirinya.

"Berasal dari kota kecil, di mana kebanyakan orang berasal dari keluarga tradisional, saya takut akan diskriminasi, tetapi kemudian saya berkata pada diri sendiri, 'Saya kenal orang-orang ini dan jika mereka mencintai saya sekarang, lalu mengapa itu harus berubah?'"

Ia kemudian mengatakan, orang-orang di sekitarnya merespons perubahan itu dengan baik. Tanggapan itu memberinya fondasi untuk "bisa mengekspresikan diri."

“Tepuk tangan yang meriah untuk masyarakat saya, yang telah menunjukkan bahwa yang penting adalah bisa berbicara tanpa rasa takut dan tidak menyembunyikan atau malu pada diri sendiri," katanya.

Membangun Kota Tremello

Ilustrasi bendera Italia (AFP/Marco Bertorello)
Ilustrasi bendera Italia (AFP/Marco Bertorello)

Negri mengatakan, ia ingin "menghidupkan kembali" Tremello. Menurutnya, kota itu telah menjadi saksi tutupnya sejumlah toko dan bisnis dalam beberapa tahun terakhir dengan para pemuda berangkat merantau ke Milan dan sekitarnya.

Negri mungkin wali kota transgender pertama dalam sejarah Italia, namun keberadaan kaum LGBT dalam sistem politik negara itu bukanlah hal baru.

Pada tahun 2006, Vladimir Luxuria, seorang juru kampanye hak-hak kaum gay sekaligus seorang aktor, terpilih sebagai anggota parlemen.

Italia mulai mengakui serikat masyarakat sesama jenis mulai tahun 206, ketika dipimpin oleh Partai Demokrat yang berhaluan tengah-kiri. Namun negara itu tetap memiliki catatan relatif buruk tentang hak-hak LGBT, lapor The Guardian.

Italia mulai mengakui serikat sipil sesama jenis pada tahun 2016, ketika dipimpin oleh partai Demokrat tengah-kiri, tetapi negara itu selalu mendapatkan harga yang buruk dalam survei tentang hak-hak LGBT. Partai Liga sendiri sempat menentang pernikahan sesama jenis.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya