Liputan6.com, Jackson - Otoritas imigrasi Amerika Serikat (AS) melakukan razia terhadap tujuh pabrik pengolahan daging di negara bagian Mississippi pada Rabu 7 Agustus 2019.
Dalam penggerebekan itu, 680 imigran ditangkap, kebanyakan berasal dari negara-negara Amerika Latin, demikian sebagaimana dikutip dari Al Jazeera pada Kamis (8/8/2019).
Advertisement
Baca Juga
Menurut para pengamat, penggerebekan tersebut merupakan razia imigrasi terbesar yang dilakukan AS dalam satu dekade terakhir.
Razia tesebut dilakukan beberapa jam sebelum Presiden AS Donald Trump mengunjungi El Paso, negara bagan Texas, tempat di mana penembakan oleh pendukung supremasi kulit putih menewaskan 22 orang, mayoritas Hispanik.
"Pada suatu ketika kami mencari upaya persatuan untuk menyembuhkan luka bangsa, Presiden Trump justru membiarkan begitu banyak keluarga dan komunitas (imigran) tercabik-cabik," kata Angelica Salas, Direktur Eksekutif Coalition for Humane Immigrant Rights.
Trump telah mengadopsi garis keras tentang imigrasi --baik yang legal maupun ilegal-- sejak mulai menjabat pada 2017. Dia juga menyebut imigran dari Amerika Selatan sebagai "penjahat".
Telah Direncanakan Sejak Lama
Sektar 600 agen Imigrasi dan Bea Cukai AS (ICE) menyebar di seluruh pabrik yang dioperasikan oleh lima perusahaan, mengelilingi batas untuk mencegah pekerja melarikan diri.
ICE mengatakan razia itu direncanakan sejak beberapa bulan lalu.
"Eksekusi dari surat perintah penggeledahan federal adalah tentang menegakkan supremasi hukum di negara kita," kata Mike Hurst, Jaksa AS untuk Distrik Selatan Mississippi dalam sebuah pernyataan.
Di Morton, sekitar 65 kilometer timur Kota Jackson, ibu kota negara bagian Mississippi, para pekerja asing dimasukkan ke dalam tiga bus --dua untuk pria dan satu untuk wanita-- di pabrik Koch Foods Inc.
Mereka yang ditangkap dibawa ke hanggar militer untuk diproses karena pelanggaran imigrasi.
Advertisement
Penjelasan ICE
Direktur ICE, Matthew Albence, mengatakan kepada kantor berita Associated Press pada hari Rabu, bahwa razia itu bisa menjadi operasi tempat kerja terbesar yang pernah ada di negara bagian manapun.
Ditanya tentang bertepatan dengan kunjungan Trump ke El Paso, Albence menjawab, "Ini adalah operasi jangka panjang yang sedang berlangsung".
Dia mengatakan penggerebekan itu "netral secara rasial" dan berdasarkan bukti tempat tinggal ilegal.
"Perusahaan-perusahaan yang terlibat dapat dituduh secara sadar merekrut pekerja asing secara ilegal. Mereka akan diperiksa untuk pajak, dokumen dan penipuan upah," kata Albence.
Di lain pihak, Bill Chandler, direktur eksekutif Aliansi Hak-hak Imigran Mississippi, menyebut "penggerebekan" itu mengerikan.
"Ini adalah upaya lain untuk mengusir orang-orang Latin keluar dari Mississippi," tuding Chandler, seraya menyalahkan Trump karena mengipasi rasisme dengan komentar pedas di masa lalu tentang para imigran.