Liputan6.com, Benghazi - Sebuah bom mobil meledak di kota Benghazi di Libya timur, menewaskan tiga anggota staf PBB dan dua anggota misi lainnya pada Sabtu 10 Agustus.
Ledakan itu terjadi ketika PBB berusaha menengahi gencatan senjata di ibu kota Tripoli, tempat Tentara Nasional Libya (LNA) yang berbasis di timur negara itu, meluncurkan serangan mendadak pada April lalu.
Dikutip dari The Guardian pada Senin (12/8/2019), seluruh korban tewas adalah bagian dari Misi Dukungan PBB di Libya (UNSMIL).
Advertisement
Baca Juga
Tidak ada keterangan lebih lanjur dari PBB< kecuali menyebut bahwa beberapa korban tewas adalah anggota mereka yang bekerja di Benghazi, di mana kehadiran mis Libya-nya telah ditingkatkan baru-baru ini.
Sekretaris Jenderal PBB António Guterres mengutuk serangan itu, kata seorang juru bicara terkait dalam sebuah pernyataan.
"Sekretaris jenderal menyerukan kepada semua pihak untuk menghormati gencatan senjata kemanusiaan selama Idul Adha, dan kembali ke meja perundingan untuk mengejar masa depan damai yang layak bagi rakyat Libya," kata juru bicara PBB Stéphane Dujarric.
Selain itu, Dewan keamanan PBB akan bertemu, atas permintaan Prancis, untuk membahas perkembangan terakhir di Libya.
Ledakan Terjadi Saat Libur Idul Adha
Sementara itu, juru bicara LNA Ahmed al-Mismari mengatakan kepada wartawan bahwa dua orang yang tewas adalah penjaga UNSMIL. Dia menambahkan bahwa 10 orang telah terluka, termasuk anak-anak.
Di lain pihak, juru bicara UNSMIL Jean El Alam mengatakan bahwa organisasi itu "dalam proses pengumpulan informasi".
Ledakan terjadi di depan pusat perbelanjaan dan bank. Setidaknya satu mobil PBB yang terbakar bisa terlihat di tempat kejadian.
Sekitar waktu ledakan, komandan LNA Khalifa Haftar mengumumkan penghentian operasi militer selama libur Idul Adha Muslim, yang berlangsung dari Sabtu hingga Selasa, menurut sebuah pernyataan dari pasukannya di Benghazi.
Advertisement
Belum Jelas Kapan Pertempuran Berhenti
Pada hari Jumat, pemerintah pusat di Tripoli mengatakan telah menerima proposal PBB untuk gencatan senjata selama libur Idul Adha.
Namun, tidak jelas apakah pertempuran di ibu kota akan benar-benar berhenti, setelah Lebih dari 105.000 orang mengungsi selama bentrokan, kata PBB.
"UNSMIL akan bertanggung jawab untuk memantau setiap pelanggaran," sambung pemerintah Tripoli.
Sementara itu, LNA diketahui belum mampu berkembang melampaui pinggiran selatan Tripoli, yang merupakan wilayah bagi pemerintah yang diakui secara internasional.
Simak video pilihan berikut: