Wabah Campak Merebak di Selandia Baru, Calon Pelancong Diimbau Imunisasi

Selandia Baru meminta para pelancong yang akan berlibur ke Kota Auckland untuk terlebih dulu diimunisasi campak.

oleh Siti Khotimah diperbarui 30 Agu 2019, 17:00 WIB
Diterbitkan 30 Agu 2019, 17:00 WIB
Ilustrasi suntik vaksin campak (AP/Seth Wenig)
Ilustrasi suntik vaksin campak (AP/Seth Wenig)

Liputan6.com, Wellington - Selandia Baru tengah menghadapi wabah campak terburuk dalam lebih dari 22 tahun. Wellington lalu meminta para pelancong yang akan berlibur ke Kota Auckland untuk terlebih dulu diimunisasi campak.

"Jika Anda berpikir untuk bepergian menuju atau dari Auckland (Selandia Baru), Anda harus memastikan telah divaksinasi setidaknya dua minggu sebelum Anda pergi," kata Menteri Kesehatan Julie Anne Genter dalam sebuah pernyataan minggu ini seperti dilansir dari The Straits Times, Jumat (30/8/2019). 

Termasuk yang harus diimunisasi adalah anak-anak yang berumur lebih dari 12 bulan, kata sumber yang sama.

Di Selandia Baru sendiri, 849 kasus campak telah dilaporkan sepanjang tahun ini. Data itu menunjukkan Negara Kiwi tengah mengalami epidemi campak terburuk di Selandia Baru sejak 1997.

Dari jumlah tersebut, 731 kasus berada di Auckland, dan hampir sepertiga dari mereka datang dalam dua minggu terakhir ketika wabah semakin cepat. Penyebaran penyakit di luar Auckland kali ini telah terbatas, lapor The Straits Times.

Simak video pilihan berikut:

Kasus Campak Meningkat secara Global

Ilustrasi suntik vaksin campak pada anak (AFP/Johannes Eisele)
Ilustrasi suntik vaksin campak pada anak (AFP/Johannes Eisele)

Kasus campak telah meningkat secara global, termasuk di negara-negara industri maju seperti Amerika Serikat dan Jerman.

Di Jerman, beberapa orang dewasa menghindari vaksin sebagian besar karena alasan filosofis atau agama. Selain dua alasan itu, juga karena kekhawatiran menyebabkan autisme. Padahal, asumsi itu telah dibantah oleh ilmu kedokteran.

Di AS, lebih dari 1.200 kasus telah tercatat di 30 negara bagian dalam wabah terburuk sejak 1992, sementara negara-negara lain seperti Inggris dan Jerman juga mencatat jumlah kasus yang lebih tinggi tahun ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya