Liputan6.com, Wellington - Ketua DPR Selandia Baru menjadi sorotan gara-gara menyusui bayi rekannya selama debat di parlemen.
Seperti diberitakan CNN yang dikutip Kamis (22/9/2019), Trevor Mallard, memegang dan menyusui putra anggota parlemen Tamati Coffey yang berusia satu bulan saat memimpin sidang.
Baca Juga
"Biasanya kursi ketua hanya bisa ditempati oleh ketua, tetapi hari ini ada seorang tamu VIP bersama saya," kata Mallard melalui akun Twitter yang disertai foto diri saat menyusui bayi.
Advertisement
Video itu menunjukkan Mallard menggoyang-goyangkan bayi saat debat. Pada satu titik, ia memperingatkan seorang anggota parlemen bahwa waktu mereka telah habis, diikuti oleh suara dari bayi itu.
Orang-orang di media sosial dengan cepat memuji Mallard dan Coffey.
"...Tempat kerja perlu beradaptasi untuk memungkinkan perilaku ini," komentar seorang netizen.
Pengguna Twitter lain berkata: "Selandia Baru ... Anda mungkin negara kecil, tetapi Anda memiliki pelajaran besar untuk mengajarkan dunia!"
Banyak anggota parlemen yang mendukung aksi Mallard.
Gareth Hughes, anggota parlemen Partai Hijau, memposting foto Mallard yang memegang dan tersenyum pada bayi itu. "Sangat menyenangkan memiliki bayi di sini, dan bayi yang cantik," twit Hughes.
Simak video pilihan berikut:
Bayi Pasangan Sesama Jenis
Menurut BBC, bayi yang digendong ketua DPR di kursi pimpinan sidang tersebut adalah anak Tamati Coffey. Ia adalah seorang politikus yang mewakili Dapil Waiariki.
Coffey adalah seorang gay yang memiliki pasangan bernama Tim Smith. Anak mereka lahir dari rahim ibu pengganti pada Juli 2019.
Pasangan sesama jenis ini baru saja mengakhiri cuti "melahirkan" atau yang dikenal sebagai parental leave dan memutuskan untuk membawa sang bayi ke tempat kerjanya di DPR.
Sang Ketua DPR Trevor Mallard memutuskan untuk membantu Coffey menjaga anaknya, dengan tetap memimpin jalannya perdebatan sidang parlemen.
Advertisement
Aksi Serupa
Tahun lalu, Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern menorehkan sejarah menjadi pemimpin dunia pertama dalam hampir 30 tahun yang melahirkan saat menjabat. Dia kemudian kembali ke pekerjaannya tak lama kemudian, sementara sang buah hati diasuh pasanganya, Clarke Gayford.
Dia menjadi berita utama ketika bersama Gayford membawa bayi mereka ke aula pertemuan PBB September lalu.
Ardern mengatakan itu adalah "keputusan praktis," demikian menurut afiliasi CNN Radio New Zealand.
Sementara itu, membawa bayi ke gedung-gedung pemerintah mungkin masih tidak biasa di banyak negara, dan bahkan dilarang di negara lain.
Belum lama ini seorang wakil terpilih di Kenya membawa bayinya ke ruang debat dan diusir. Gambar yang beredar secara online menunjukkan Zuelekha Hassan Juma dikeluarkan dari ruang sidang saat menggendong anaknya.
Tetapi beberapa kasus lain yang lebih positif menunjukkan sikap lebih lunak.
Contohnya, anggota parlemen Inggris Jo Swinson membawa bayinya ke debat parlemen September lalu, sementara legislator Australia Larissa Waters menyusui putrinya ketika berada di Parlemen pada 2017.