Liputan6.com, Wellington - Sebuah instalasi patung berbentuk tangan setinggi lima meter diterbangkan dari Pulau Selatan, untuk bertengger di atas galeri seni kontemporer di ibu kota Selandia Baru, Wellington.
Bukan menuai kekaguman, patung itu justru dijuluki "tangan menakutkan" karena wujudnya yang tidak biasa, dan bahkan dianggap sebagai mimpi buruk bagi penduduk setempat, sebagaimana dikutip dari The Guardian pada Selasa (20/8/2019).
Advertisement
Baca Juga
Karya yang diberi nama Quasi itu dibuat seniman Selandia Baru yang berbasis di Melbourne, Ronnie van Hout, berbentuk "potret diri parsial" untuk ditempatkan di kota asalnya, Christchurch, setelah gempa dahsyat pada 2011.
Patung tersebut dipasang di atap Wellington Art Gallery via helikopter pada hari Senin, dan dijadwalkan untuk dipamerkan di ibu kota Selandia Baru itu selama tiga tahun ke depan.
Belum genap sehari dipasang, patung tersebut telah diberi label "mimpi buruk" dan "makhluk jahat yang mengerikan" oleh beberapa penduduk setempat di media sosial.
Namun, tidak sedikit pula yang menyebut karya instalasi itu akan menjadi "sumber perbncangan" dan "kartu undian fantastis" bagi galeri yang memamerkannya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Sebagai Penyemangat Pasca-Gempa
Sebelumnya, Quasi dipajang di atas gedung Christchurch Art Gallery sejak 2016, di mana kehadirannya membuat marah seorang kritikus seni lokal, yang kemudian menuliskan manifesto pedas berisi 10 alasan mengapa patung itu "harus disingkirkan".
Alasan-alasan yang tercantum termasuk bahwa jari manis patung itu "nampak tidak tepat dan secara agresif menunjuk pada pejalan kaki di bawahnya".
Adapun penempatannya di Wellington, menurut otoritas terkait, sebagai bentuk "penyemangat" dalam membangun kembali, setelah kota itu ikut terdampak gempa Kaikuora bermagnitudo 7,5 pada 2016, bersama dengan Christchurch.
Gempa yang berpusat di pesisir timur Pulau Selatan itu berdampak meluas hingga pesisir Selat Cook yang memisahkannya dengan Pulau Utara.
Meski menuai kritikan, namun banyak penduduk Christchurch menyerukan pengembalian patung tersebut, dengan mengatakan "mimpi buruk tidak baik untuk disebarkan".
Advertisement
Dituding Mirip Wajah Trump
Meskipun memiliki kemiripan yang jelas, galeri terkait membantah patung itu merepresentasikan sosok Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, meski tudingannya telah muncul sejak karya tersebut pertama kali dipamerkan pada 2016.
Banyak orang, khususnya warganet, menilai visual wajah pada punggung tanggan tangan itu mirip Trump, terutama bibir dan sorot matanya.
Galeri menepisnya dengan mengatakan bahwa wajah Quasi dipindai dari bagian tubuh seniman pembuatnya.
"Ini karya narsistisk sekaligus humanis, tapi tidak sedikit pun menyinggung orang lain, karena sejatinya adalah representasi kreatornya," tulis salah seorang juru bicara galeri kepada media Selandia Baru.