Walikota Seoul Nyatakan Akhiri Pembantaian Anjing di Korea Selatan

Walikota Seoul, Park Won secara resmi menyerukan penutupan semua restoran atau tempat pemotongan anjing di Seoul.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Okt 2019, 08:00 WIB
Diterbitkan 28 Okt 2019, 08:00 WIB
Ilustrasi anjing
Ilustrasi (iStock)

Liputan6.com, Seoul - Walikota Seoul, Park Won secara resmi menyerukan penutupan semua restoran atau tempat pemotongan anjing di Seoul pada Sabtu, 26 Oktober 2019 lalu. Ia melakukannya tepat saat para pecinta hewan dan kelompok perlindungan hewan merayakan sebuah acara di Namsan Park, Seoul.

"Melalui persuasi selama bertahun-tahun, kami akhirnya setuju untuk menghentikan semua pembantaian anjing di Seoul," jelas Walikota Park.

"Kami akan mempertahankan kota kami sebagai tempat bermartabat bagi hewan yang hidup berdampingan dengan manusia. Jika aktivitas pembunuhan anjing di Seoul terjadi lagi, kami akan gunakan segala cara untuk memblokirnya," tambahnya.

Berdasarkan yang dikutip dari UPI pada Minggu (27/10/2019) semua bisnis pembantaian anjing yang tersisa di Seoul sepakat untuk menghentikan praktik tersebut, pemerintah kota mengumumkan pada awal minggu, mengatakan bahwa delapan fasilitas pemotongan anjing di Pasar Gyeongdong dan Pasar Jungang telah ditutup sementara tiga lagi akan berhenti beroperasi pada akhir bulan.

Walikota berjanji pada Februari 2020 untuk menutup perdagangan daging anjing di Seoul setelah menonton film animasi tentang binatang liar yang disebut Underdog.

 

* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

Simak Video Pilihan Berikut:

Gerakan Setop Pembantaian Anjing Sudah Lama Dilakukan

kepribadian
ilustrasi anjing/Photo by Svetozar Milashevich from Pexels

Orang Korea telah memakan anjing selama lebih dari seribu tahun dan praktiknya masih legal. Daging ini paling banyak ditemukan di rebusan yang disebut Bosintang, yang dimakan pada hari-hari terpanas di musim panas dan diyakini oleh beberapa orang untuk meningkatkan vitalitas.

Namun, daging anjing semakin tidak disukai. Pada tahun 2018, sebuah survei dari jajak pendapat Gallup Korea menemukan bahwa 70 persen warga Korea Selatan mengatakan mereka tidak akan memakannya lagi.

Amandemen Undang-Undang Perlindungan Hewan negara itu yang akan melarang konsumsi daging anjing diperkenalkan pada Juni tahun lalu, tetapi belum diresmikan di Majelis Nasional Korea Selatan.

Permintaan untuk daging anjing kian menurun di Korea Selatan, hal ini dikarenakan opini publik yang negatif dan tekanan aktivis telah menyebabkan penutupan banyak rumah pemotongan hewan yang besar di negara ini dalam beberapa tahun terakhir. Fasilitas di pasar perdagangan daging anjing terbesar di Korea Selatan, Pasar Moran di Seongnam, selatan Seoul, ditutup pada tahun 2018.

Anjing Adalah keluarga

Ilustrasi Anjing
Ilustrasi Liur Anjing (iStockphoto)

Presiden Moon Jae-in juga membawa perhatian pada masalah ini dengan mengadopsi anjing kampung bernama Tory, yang diselamatkan dari peternakan daging anjing, pada tahun 2017.

Lee Kyung-nam, direktur kelompok penyelamat People Defending Animals, mengatakan bahwa adopsi anjing telah tumbuh secara dramatis dalam beberapa tahun terakhir dan telah berdampak besar pada perubahan sikap tentang perdagangan daging anjing. Satu dari empat orang dewasa Korea Selatan memiliki hewan peliharaan, menurut laporan yang dirilis Desember lalu oleh KB Financial Group.

"Pertumbuhan kepemilikan hewan peliharaan yang cepat benar-benar memengaruhi industri penyembelihan anjing," kata Lee. "Orang-orang menganggap anjing sebagai bagian dari keluarga akhir-akhir ini,"

 

Reporter: Windy Febriana

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya