Serangan Udara Israel - Gaza Memanas, 32 Orang Palestina Tewas

Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas mengatakan, 32 warga Palestina, termasuk anak-anak, telah tewas oleh serangan Israel.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 14 Nov 2019, 13:21 WIB
Diterbitkan 14 Nov 2019, 13:21 WIB
Militan Palestina Hujani Israel dengan Roket
Roket diluncurkan dari Jalur Gaza ke Israel, Palestina, Selasa (12/11/2019). Tewasnya komandan Jihad Islam Baha Abu Al-Ata memicu serangan balasan dari militan Palestina di Gaza. (AP Photo/Khalil Hamra)

Liputan6.com, Gaza - Kekerasan lintas batas antara Israel dan gerilyawan Gaza terus berlanjut, menyusul serangan udara Tel Aviv yang menewaskan seorang komandan Palestinian Islamic Jihad (PIJ) awal pekan ini.

Setelah jeda semalam, tembakan roket ke Israel dilanjutkan dan pesawat Negeri Bintang David melakukan serangan balasan ke Gaza pada Rabu 13 November 2019.

Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas mengatakan, 32 warga Palestina, termasuk anak-anak, telah tewas oleh serangan Israel, demikian seperti dilansir BBC, Kamis (14/11/2019).

Di Israel, 63 orang dirawat karena cedera dan gejala stres akibat serangan balasan gerilyawan Gaza.

Gerilyawan PIJ menembakkan roket sekitar pukul 06:30 (04:30 GMT) pada hari Rabu, memicu sirene serangan udara di Israel selatan dan tengah.

Setidaknya 360 roket telah ditembakkan ke Israel dari Gaza sejak Selasa, kata tentara Israel. Ia menambahkan bahwa 90 persen dari rudal dicegat.

Seorang wanita tua terluka oleh pecahan kaca setelah sebuah roket menghantam sebuah rumah di kota Ashkelon, Israel selatan, lapor media Israel. Roket lain menghantam sebuah pabrik di kota selatan Sderot.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan telah membom lebih banyak target PIJ di Gaza pada hari Rabu sebagai tanggapan, termasuk markas militer di Khan Younis dan pabrik pembuatan hulu ledak untuk roket jarak jauh di selatan enklave Palestina itu.

IDF mengatakan "20 teroris" terbunuh, kebanyakan dari mereka dari Jihad Islam.

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan 32 orang telah tewas dalam serangan Israel, setidaknya sepertiga dari mereka warga sipil.

Dai korban tewas tersebut, enam warga Palestina dari satu keluarga jadi korban satu serangan Kamis dini hari di rumah mereka di Kota Deir al-Balah, Jalur Gaza tengah.

PIJ mengatakan korban tewas termasuk anggota sayap militernya, Brigade al-Quds. Khaled Faraj, seorang komandan lapangan, tewas dalam serangan di Gaza tengah.

Itu adalah insiden paling mematikan yang dilaporkan sejak awal pertempuran saat ini.

Militer Israel belum mengomentari insiden di Gaza.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak video pilihan berikut:


Proposal Gencatan Senjata

Militan Palestina Hujani Israel dengan Roket
Jejak asap terlihat setelah roket diluncurkan dari Jalur Gaza ke Israel, Palestina, Selasa (12/11/2019). Tewasnya komandan Jihad Islam Baha Abu Al-Ata memicu serangan balasan dari militan Palestina di Gaza. (AP Photo/Hatem Moussa)

Pada Rabu malam, PIJ menawarkan syarat-syarat untuk gencatan senjata, yang mencakup diakhirinya pembunuhan yang ditargetkan oleh Israel terhadap gerilyawan dan pengunjuk rasa perbatasan Gaza dan juga langkah-langkah untuk memudahkan blokade enklave Palestina itu.

Israel sejauh ini tidak membuat komentar publik tentang tawaran gencatan senjata.

Utusan perdamaian Timur Tengah PBB Nickolay Mladenov memperingatkan bahwa eskalasi yang berkelanjutan "sangat berbahaya".

"Peluncuran roket dan mortir tanpa pandang bulu terhadap pusat-pusat populasi benar-benar tidak dapat diterima dan harus segera dihentikan," katanya. "Tidak ada pembenaran atas serangan terhadap warga sipil."

Dalam sebuah pernyataan, badan amal Save the Children mengatakan pihaknya "sangat prihatin dengan permusuhan yang meningkat baru-baru ini", menyerukan gencatan senjata segera.

"Untuk hari kedua, ratusan ribu anak terkena dampak penutupan sekolah di Gaza dan Israel selatan, dengan orang tua takut akan dampak pembalasan lebih lanjut.

"Tim kami di Gaza tidak dapat pergi bekerja dan program kami telah ditangguhkan," kata badan amal itu.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya