Festival Gadhimai, Pengorbanan Hewan Terbanyak Dunia Berlangsung di Nepal

Di area seukuran lapangan sepak bola yang dipagari kawat berduri, lebih dari 2.000 kerbau menunggu kematian mereka.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Des 2019, 08:02 WIB
Diterbitkan 05 Des 2019, 08:02 WIB
Diperkirakan 200.000 hewan mulai dari kambing hingga tikus dibantai selama Festival Gadhimai dua hari terakhir pada 2014
Diperkirakan 200.000 hewan mulai dari kambing hingga tikus dibantai selama Festival Gadhimai dua hari terakhir pada 2014. (AFP)

Liputan6.com, Nepal - Bau daging mentah menyebar di udara dan genangan darah menghiasi tanah berlumpur, ketika apa yang dianggap sebagai pengorbanan hewan terbesar di dunia beraksi di daerah terpencil di Nepal.

Di area seukuran lapangan sepak bola yang dipagari kawat berduri, lebih dari 2.000 kerbau menunggu kematian mereka. Karena kekurangan air dan makanan, mereka mendengus dan mengendus kesakitan.

Sekitar 200.000 hewan dibunuh selama festival terakhir, pada 2014.

Hewan-hewan itu hanyalah beberapa dari ribuan yang dipersiapkan untuk dikorbankan sebagai bagian dari Festival Gadhimai 2019 di Nepal, yang berlangsung setiap lima tahun sekali dan memegang kehormatan yang dikenal sebagai festival paling berdarah di dunia.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Menentang Tapi Sebagian Mendukung

Pada tahun 2016, pengadilan tertinggi Nepal mengarahkan pemerintah untuk mencegah pertumpahan darah hewan di Festival Gadhimai di Baryarpur, Nepal.
Pada tahun 2016, pengadilan tertinggi Nepal mengarahkan pemerintah untuk mencegah pertumpahan darah hewan di Festival Gadhimai di Baryarpur, Nepal. (AFP)

Tradisi ini berawal dari seorang imam yang diberitahu sekitar 250 tahun yang lalu dalam mimpinya yang menumpahkan darah akan mendorong Gadhimai, dewi kekuasaan Hindu, untuk membebaskannya dari penjara.

Bagi ratusan ribu umat yang melakukan perjalanan ke kuil dari India dan Nepal, ini adalah kesempatan untuk memenuhi keinginan mereka.

"Saya punya empat saudara perempuan. Delapan tahun yang lalu, saya membuat permohonan untuk seorang saudara lelaki dan dewi memberkati kami dengan dia," Priyanka Yadav, dari Janakpur, menjelaskan kepada BBC Nepal.

Tidak sedikit jumlah penyembah yang membela tradisi festival ini saat datang ke kuil.

"Mereka yang menentang festival akan terus protes dan mereka yang ingin menyembah dewi akan melakukannya," kata seorang wanita dari Kolhabi. "Tidak ada yang bisa menghentikannya. Iman kita penting dan pengorbanan membuktikannya."

Namun, aktivis hak-hak binatang telah lama berpendapat bahwa itu kejam.

Pemerintah Nepal Belum Beri Dukungan

Kemudian, pada 2015, Humane Society International (HSI) dan Jaringan Kesejahteraan Hewan Nepal mengumumkan "kemenangan", dengan mengatakan pengorbanan hewan telah dilarang.

Tetapi Ram Chandra Shah, ketua kuil saat itu, mengatakan kepada BBC bahwa pengaturan semacam itu belum dilakukan.

Upaya-upaya telah dilakukan untuk mengekang masuknya hewan menjelang festival dua hari tahun ini. Pemerintah India mulai menyita hewan-hewan milik para pedagang tidak berizin dan mencoba melintasi perbatasan.

Pemerintah Nepal juga belum memberikan dukungan apa pun, menurut ketua festival, Motilal Kuswaha.

Tetapi hewan-hewan itu terus berdatangan ke kuil di Bariyarpur, sekitar 150 km (93 mil) selatan ibukota Nepal, Kathmandu, dan pada Selasa pagi sekitar 200 tukang daging bersiap untuk memulai pekerjaan mereka.

 

Upaya Agar Tidak Ada Lagi Pengorbanan Hewan

Dilaporkan The Guardian, Tanuja Basnet, Direktur Humane Society International Nepal mengatakan, "Sekarang saatnya bagi pemerintah Nepal untuk meningkatkan dan memperkenalkan larangan dalam hukum tentang pengorbanan hewan sehingga ini adalah kali terakhir kami menyaksikan kengerian semacam itu di Gadhimai." 

Memang permohonannya dilaporkan ditolak, tetapi beberapa peserta mengatakan kepada wartawan bahwa mereka tidak akan mengorbankan hewan apa pun tahun ini - tanda-tanda akan berubah, menurut aktivis.

Para aktivis secara terus menerus melakukan kampanye yang bertujuan untuk memberikan penyuluhan agar tidak melakukan pengorbanan hewan lagi pada masa yang akan datang.

"Panitia kuil tampaknya terguncang oleh kampanye dan juga pemerintah. Jumlah hewan yang dikorbankan secara bertahap berkurang," kata Amruta Ubale dari Kesetaraan Hewan India. Demikian dikutip dari BBC, Rabu (4/12/2019).

 

 

 

Reporter: Jihan Fairuzzia

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya