Liputan6.com, Moskow - Presiden Rusia Vladimir Putin melangsungkan konferensi pers tahunan menjawab berbagai isu. Mulai dari pemakzulan Presiden Amerika Donald Trump hingga soal penyesuaian konstitusi Rusia yang dapat memperpanjang kepemimpinan Putin ketika masa jabatannya berakhir pada 2024.
Baca Juga
Advertisement
Dilansir dari VOA Indonesia, Jumat (20/12/2019), konferensi pers tahunan, yang merupakan acara ke-15 yang dilangsungkan pemerintah Rusia, telah sejak lama menjadi semacam forum untuk menunjukkan keberadaan Putin sebagai pemimpin bangsa yang sangat diperlukan.
Pemimpin Rusia itu dapat dengan tenang membahas gaji para dokter di kawasan yang sangat terpencil di Rusia hingga berbagai peristiwa utama di dunia.
Acara tahun ini berlangsung sehari setelah DPR Amerika memutuskan untuk memakzulkan Presiden Donald Trump, presiden ketiga yang dimakzulkan dalam 243 tahun Amerika.
Banyak kalangan menanti apa yang mungkin akan disampaikan Putin tentang proses yang menyebut tuduhan campur tangan pemilu Rusia dan konspirasi yang tidak terbukti tentang campur tangan Ukraina dalam politik Amerika.
Namun ketika dimintai pendapatnya, Putih tampaknya menggemakan beberapa hal utama yang sebelumnya disampaikan Gedung Putih. Dia mengatakan bahwa proses pemakzulan ini merupakan penipuan yang dilakukan faksi Demokrat "demi alasan-alasan yang sepenuhnya merupakan rekayasa atau dibuat-buat."
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Perjanjian START
Putin mengatakan "pemakzulan ini tidak lain merupakan kelanjutan pertarungan politik internal dengan partai yang kalah dalam pemilu presiden lalu, yaitu Partai Demokrat, yang berusaha mencapai tujuannya dengan cara berbeda."
Dia menambahkan, "Partai Demokrat berupaya membatalkan hasil pemilu 2016 dengan melakukan penyelidikan soal campur tangan Rusia. Setelah hal itu gagal, kini giliran Ukraina."
Menjawab isu penting lain terkait hubungan Rusia-Amerika, Putin menggarisbawahi seruannya untuk segera memperpanjang Perjanjian START yang baru, satu-satunya perjanjian yang masih ada, yang membatasi senjata nuklir. Perjanjian START ini merupakan subyek utama perundingan antara Rusia dan Amerika awal bulan ini.
"Hingga akhir tahun nanti kami siap memperpanjang perjanjian yang ada, Perjanjian START yang baru. Tetapi sejauh ini belum ada jawaban atas saran kami itu. Tanpa Perjanjian START yang baru, tidak ada yang dapat menghentikan perlombaan senjata, dan dalam pandangan saya – itu buruk!"
Advertisement