Rusia Akan Manfaatkan Perubahan Iklim Jadi Menguntungkan

Pemerintah Rusia mengumumkan rencana untuk menyesuaikan ekonomi dan populasi mereka dengan perubahan iklim, serta “menggunakan keuntungan” untuk mengurangi kerentanan populasinya.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Jan 2020, 14:35 WIB
Diterbitkan 06 Jan 2020, 14:35 WIB
Kondisi Rusia
Presiden Rusia Vladimir Putin meragukan perubahan iklim terutama disebabkan oleh aktivitas manusia. (Liputan6/ABC/Reuters/Maxim Shemetov)

Liputan6.com, Russia - Pemerintah Rusia mengumumkan rencana untuk menyesuaikan ekonomi dan populasi mereka dengan perubahan iklim. Bahkan Rusia akan "menggunakan keuntungan" untuk mengurangi kerentanan populasinya.

30 poin baru yang diterbitkan di situs web resmi Pemerintah Rusia pada Sabtu 4 Januari, menguraikan rencana aksi dari peluang yang ada serta risiko perubahan iklim yang ditimbulkan oleh industri, masyarakat, lingkungan, dan margasatwa negara.

Dilansir ABC News, rencana 'tahap pertama' mencatat Rusia memanas 2,5 kali lebih cepat dari rata-rata planet.

Pejabat pemerintah berencana untuk mulai menerapkan langkah-langkah ekonomi dan sosial untuk mengurangi kerentanan populasi mereka, meski Presiden Vladimir Putin membantah aktivitas manusia sebagai penyebab utama perubahan iklim.

Laporan tersebut mencantumkan beberapa langkah pencegahan seperti membangun bendungan dan mengalihkan pertanian ke lebih banyak tanaman yang tahan kekeringan. Demikian dilansir Agence France-Presse (AFP).

Pemerintah juga mengatakan dalam laporannya bahwa mereka akan mempersiapkan langkah-langkah krisis seperti evakuasi jika terjadi bencana dan vaksinasi darurat.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Mampu Membuat Lebih Banyak Peluang untuk Perdagangan

Seekor beruang kutub menghancurkan dinding keempat di Ryrkaypiy
Seekor beruang kutub menghancurkan dinding keempat di Ryrkaypiy. Beruang kutub telah dipaksa ke darat untuk mencari makanan karena dampak perubahan iklim. (Liputan6/WWF Russia/Maxim Dyominov)

Laporan ini juga menyoroti pentingnya memastikan materi pendidikan yang disediakan untuk mengajarkan tentang perubahan iklim di sekolah.

"Rencana itu mengatakan perubahan iklim berisiko bagi kesehatan masyarakat, membahayakan permafrost, dan meningkatkan kemungkinan infeksi dan bencana alam. Hal itu juga dapat menyebabkan spesies didorong keluar dari habitat biasanya," menurut salah satu wali.

Namun, laporan itu juga menguraikan manfaat potensial yang timbul dengan suhu pemanasan, termasuk lebih banyak peluang untuk perdagangan dan navigasi di Laut Artik ketika es mencair.

Menurut laporan tersebut, manfaatnya juga dapat mencakup perluasan area pertanian dan lebih sedikit penggunaan energi di daerah dingin.


Proses di Alam Semesta

Presiden Rusia Vladimir Putin (AP/Alexei Nikolsky)
Presiden Rusia Vladimir Putin (AP/Alexei Nikolsky)

Putin secara terbuka ragu dalam konferensi pers akhir tahun di tahun lalu bahwa pemanasan global dibuat oleh manusia, dengan mengatakan: "Tidak ada yang tahu asal usul perubahan iklim global."

Dia juga berulang kali menolak konsensus ilmiah bahwa perubahan iklim terutama disebabkan oleh emisi yang berasal dari aktivitas manusia. Ia mencela hal itu pada bulan lalu dengan "proses di alam semesta."

Namun, karena Rusia dikenal dengan wilayah arktiknya yang luas dan infrastruktur yang dibangun di atas permafrost, Rusia adalah salah satu negara yang paling rentan terhadap perubahan iklim.

Di tengah beberapa bencana di Russia, bencana terburuk adalah kebakaran hutan tahun lalu yang membakar lebih dari 3 juta hektar di Siberia.

Juga, hilangnya es laut Artik, yang merupakan ancaman bagi beruang kutub, menjadi nyata di tahun lalu ketika sebuah pulau terpencil Rusia diserbu oleh hewan-hewan.

Akibatnya, beruang kutub semakin dipaksa ke darat untuk mencari makanan.

 

 

Reporter: Deslita Krissanta Sibuea

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya