Liputan6.com, Nigeria - Orang-orang yang dicurigai sebagai militan Nigeria Boko Haram, menewaskan 30 orang dan menculik wanita serta anak-anak dalam serangan di Nigeria timur laut, kata para pejabat.
Sebagian besar korban adalah para pelancong yang dibakar hingga mati ketika tidur di kendaraan mereka selama pemberhentian semalam, demikian kata para pejabat, dikutip dari BBC, Selasa (11/2/2020).
Serangan itu terjadi di kota Auno di jalan raya utama di Negara Bagian Borno. Kelompok militan Boko Haram dan cabang-cabangnya dikabarkan telah melakukan pemberontakan brutal di Nigeria sejak 2009.
Advertisement
Sekitar 35.000 orang telah terbunuh, lebih dari dua juta orang telah kehilangan tempat tinggal dan ratusan lainnya telah diculik dalam konflik tersebut.
Pemerintah Nigeria telah berulang kali mengatakan bahwa gerilyawan telah dikalahkan, tetapi serangan terus berlanjut.
Saksikan video berikut ini:
Datang dengan Truk yang Dilengkapi Senjata
Gubernur Negara Borno, Babagana Zulum, tampak terguncang ketika dia melihat mayat-mayat yang hangus selama kunjungan ke Auno setelah serangan hari Minggu (9/2/2020) malam, demikian dilaporkan situs berita This Day milik Nigeria.
Gerilyawan itu datang dengan truk yang dilengkapi senjata berat, sebelum membunuh, membakar, dan menjarah, demikian dijelaskan juru bicara pemerintah negara bagian, Ahmad Abdurrahman Bundi seperti dikutip oleh kantor berita AFP.
Para penyerang "membunuh tidak kurang dari 30 orang yang sebagian besar pengendara dan menghancurkan 18 kendaraan," kata kantor gubernur dalam sebuah pernyataan.
Penduduk mengatakan sebagian besar korban ingin bepergian ke ibukota negara bagian, Maiduguri, tetapi terpaksa tidur di Auno, sekitar 25 km jauhnya, karena militer telah menutup jalan yang mengarah ke kota. Sampai saat ini, militer belum memberi komentar.
Advertisement
Maiduguri
Maiduguri dulunya markas Boko Haram, tetapi pasukan pemerintah akhirnya mengusir kelompok itu keluar kota.
Tidak jelas apakah serangan itu dilakukan oleh Boko Haram atau faksi yang memisahkan diri yang terkait dengan kelompok Negara Islam. Serangan di Auno adalah pengingat akan ancaman yang ditimbulkan oleh militan, dan kerentanan komunitas.
Ketika Presiden Muhammadu Buhari berkuasa pada tahun 2015, ia berjanji untuk mengalahkan para pemberontak. Meskipun pasukannya telah membuat kemajuan yang signifikan dalam melemahkan militan, serentetan serangan baru-baru ini terhadap target militer dan sipil telah mengancam keuntungan awal.
Karena itu, banyak orang Nigeria menyerukan perombakan pasukan keamanan dan penggantian kepala militer. Mereka berharap bahwa para jenderal baru di pucuk pimpinan pasukan keamanan akan menghidupkan kembali perang melawan gerilyawan dan memastikan bahwa pemberontakan selama satu dekade tidak akan menjadi lebih buruk.
Reporter: Deslita Krissanta Sibuea