Liputan6.com, Jenewa - Dirjen Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyerukan agar setiap kasus yang diduga sebagai Virus Corona COVID-19 untuk diuji. Hal ini ia sampaikan pada Selasa 16 Maret 2020, ketika negara-negara di seluruh Eropa memperketat aturan lockdown mereka dan pasar saham global jatuh lagi.
"Anda tidak dapat memadamkan api saat ditutup matanya," kata kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus kepada wartawan. "Tes, tes, tes. Tes setiap kasus yang dicurigai."
Virus ini menyebar dengan cepat sehingga memaksa pemerintah untuk memberlakukan pembatasan yang jarang terlihat di luar perbatasan perang. Di antaranya termasuk penutupan, perintah karantina rumah dan membatalkan acara publik termasuk kegiatan olahraga utama. Demikian seperti dikutip dari Channel News Asia, Selasa (17/3/2020).
Advertisement
Baca Juga
Tedros mengatakan lebih banyak kasus dan kematian sekarang telah dilaporkan di seluruh dunia daripada di China, di mana COVID-19 pertama kali muncul pada bulan Desember sebelum melintasi dunia.
"Ini adalah krisis kesehatan global yang menentukan saat ini," katanya kepada wartawan. "Krisis seperti ini cenderung memunculkan kemanusiaan terbaik dan terburuk."
Di seluruh dunia, jumlah kematian telah melewati 6.500 dengan lebih dari 168.000 infeksi di 142 negara.
Namun, di China terus ada tanda-tanda penurunan, dengan hanya empat kasus COVID-19 baru yang tercatat di Wuhan - tempat virus pertama kali terdeteksi pada bulan Desember, meskipun kasus impor meningkat.
Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:
Terancam Resesi
Pemerintah berperang tidak hanya terhadap penyebaran virus tetapi juga dampak ekonomi, dengan kekhawatiran itu akan melambungkan dunia ke dalam resesi.
Karena hal itu, Uni Eropa akan mengadakan pertemuan puncak pada hari Selasa, yang akan membahas tanggapan blok 27-negara itu terhadap virus, termasuk rencana untuk menutup semua perbatasan untuk perjalanan yang tidak penting.
Negara-negara di seluruh Eropa kini telah berada dalam status lockdown penuh, sementara kota-kota besar AS telah menutup bar dan restoran dan sekolah ditutup secara nasional.
Dalam pembatasan terbaru di Eropa, Jerman mengumumkan kontrol perbatasan, melarang pertemuan di gereja, masjid dan sinagog dan mengatakan taman bermain dan toko-toko yang tidak penting akan ditutup.
Advertisement