Meski Terbiasa Perang, Warga Gaza Tetap Resah dengan Virus Corona COVID-19

Sudah ada 2 kasus positif Virus Corona COVID-19 terkonfirmasi di Jalur Gaza.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 24 Mar 2020, 17:33 WIB
Diterbitkan 24 Mar 2020, 17:33 WIB
Ada Zona Karantina Virus Corona di Jalur Gaza
Petugas kesehatan berjalan di zona karantina perbatasan Rafah dengan Mesir di Jalur Gaza, Palestina, Minggu (16/2/2020). Kementerian Kesehatan Palestina membangun zona karantina sebagai upaya untuk mengantisipasi wabah virus corona atau COVID-19. (SAID KHATIB/AFP)

Liputan6.com, Gaza - Sudah ada dua kasus positif Virus Corona COVID-19 terkonfirmasi di Jalur Gaza. Dua pasien positif COVID-19 itu berusia di atas 60 tahun yang diketahui baru kembali dari Pakistan.

Dilaporkan Middle East Eye, Selasa (24/3/2020), warga Jalur Gaza mengaku sudah akrab dengan kondisi darurat perang, mengingat daerah mereka masih kena blokade Israel. Tetapi COVID-19 ini tetap membuat mereka resah karena efeknya yang mendunia.

"Kami sudah terbiasa hidup mandiri dan hidup dalam kondisi ekstrem selama bertahan-tahun," ujar warga bernama Nawal Eliwa (55).

"Namun rasa sakit ini menjangkit seluruh dunia, bukan hanya Gaza. Saya tidak tahu apakah ini akan membantu dunia memahami apa yang sedang terjadi di Gaza setelah krisis ini berakhir," ujarnya.

Hamas yang berkuasa di Jalur Gaza sudah melakukan lockdown bagi semua restoran dan kafe, serta aula pernikahan. Salat Jumat pun sudah ditangguhkan dan pasar mingguan juga tak boleh digelar untuk mencegah COVID-19.

Warga seperti Eliwa berusaha menyetok persediaan selama sepekan, namun karena tak punya cukup dana, ia berusaha membeli barang pokok saja. Pemerintah Gaza menegaskan bahwa persediaan makanan masih aman dan masih dikirim dari penyeberangan Karam Abu Salem.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Menginfeksi 2 Warga Palestina

Palestina Darurat Virus Corona
Dengan mengenakan masker, seorang aparat kepolisian Palestina berjaga-jaga di luar Angel Hotel di Kota Betlehem, Tepi Barat, pada 6 Maret 2020. Keadaan darurat mulai diberlakukan pada Jumat (6/3) di Palestina di tengah kekhawatiran penyebaran coronavirus baru. (Xinhua/Stringer)

Kasus positif Virus Corona COVID-19 pertama terkonfirmasi di Gaza, Palestina, pada Minggu 23 Maret. Virus itu menginfeksi dua warga Palestina yang telah berpergian ke Pakistan dan kini tengah dikarantina.

PBB telah memperingatkan wabah Virus Corona COVID-19 di Gaza bisa menjadi bencana, penyebabnya adalah tingginya angka kemiskinan dan lemahnya sistem kesehatan di jalur pesisir di bawah blokade Israel sejak 2007 itu.

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan, dua orang yang dites positif virus corona ini telah dikarantina sejak mereka kembali dari Pakistan pada Kamis dan tidak berinteraksi dengan masyarakat luas.

"Dua kasus ini tercatat di antara mereka yang kembali ke Gaza... (dan) tidak bercampur dengan penduduk Jalur Gaza," kata Wakil Menteri Kesehatan, Yousef Abu Al-Reesh, dikutip dari France 24.

Warga yang terinfeksi ini diidentifikasi sebagai dua orang pria, dalam kondisi stabil, kata kementerian tersebut.

Israel telah memberlakukan blokade di Gaza sejak 2007, ketika kelompok Hamas mengambil alih wilayah tersebut.

Israel berpendapat langkah itu penting untuk mengisolasi Hamas, yang ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh sebagian besar negara Barat. Israel dan Hamas telah berperang tiga kali sejak 2008.

Pergerakan keluar dan masuk di wilayah sangat dibatasi oleh Israel dan Mesir sebelum pandemi, dan kemudian diperketat sejak pandemi Virus Corona.

Otoritas di Gaza mengatakan lebih dari 2.700 warga Palestina melakukan isolasi diri di rumah, kebanyakan mereka yang baru kembali dari Mesir.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya