Liputan6.com, Roma - Otoritas di Italia melaporkan peningkatan angka kematian warganya dalam 24 jam terakhir akibat Corona COVID-19.
Dikutip dari laman CNN, Rabu (25/3/2020) sedikitnya 743 orang dinyatakan meninggal dunia dalam 24 jam terakhir akibat virus tersebut.
Dengan angka ini, ada 6.820 orang di Italia yang dinyatakan meninggal dari 69.176 kasus positif COVID-19 di negara itu.
Advertisement
Baca Juga
Akibat penyebaran Corona COVID-19, banyak negara di dunia yang mengambil langkah penanggulangan guna melakukan pencegahan.
India, misalnya, yang telah memberlakukan lockdown alias karantina wilayah selama 21 hari untuk memerangi penyebaran Virus Corona. Ada lagi Spanyol yang melakukan hal serupa.
Update data terkini menunjukkan angka kematian di Spanyol melonjak 514 orang dalam satu hari. Sehingga totalnya menjadi 2.696 orang, demikian dikutip dari laman Aljazeera.
Otoritas Spanyol juga melaporkan adanya peningkatan jumlah warganya yang terpapar virus. Bertambah 6.600 kasus menjadi 39.673 kasus.
Karena keganasan virus Corona masih sulit dikontrol, Kepala Gugus Tugas Pelindung Masyarakat Sipil, Angelo Borreli, berharap jumlah kasus bisa menurun.
"Dalam beberapa jam lagi, mari kita lihat apakah pertumbuhan kurva mulai datar," katanya seperti dikutip BBC.
Lalu mengapa Italia terinfeksi begitu parah? Bahkan, dibandingkan China tempat asal muasal virus ini mewabah pertama kali.
"Salah satunya mungkin faktor genetis. COVID-19bisa berdampak secara berbeda di antara etnis-etnis atau per invididu," kata ahli penyakit epidemi, Pierluigi Cocco.
Italia tercatat menjadi negara terbanyak dengan jumlah orang tua di dunia. Orang tua dinilai lebih rentan dengan virus ini.
Budaya warga Italia yang suka berkumpul juga berpengaruh.
"Ditambah dengan polusi udara di Utara Italia membuat semuanya tambah buruk," kata Cocco.
Â
Simak video pilihan berikut:
Kematian Pasien Corona COVID-19 di Italia Tertinggi di Dunia
Selama beberapa minggu terakhir, lembaga perlindungan sipil Italia telah memberi perkembangan harian tentang jumlah tersebut. Namun rasanya, justru memperdalam rasa suram di negara yang telah menjadi pusat pandemi paling mematikan.
Meskipun serangkaian langkah yang sangat drastis secara bertahap diluncurkan untuk menghentikan penyebaran virus, termasuk lockdown nasional dan penutupan semua bisnis yang tidak penting, Italia tidak dapat "meratakan kurva" perkembangan Virus Corona COVID-19.
Italia kini telah memiliki tingkat kematian tertinggi di dunia dengan lebih dari 9 persen.
Sebaliknya, di China, di mana wabah itu berasal, angka kematian berada pada 3,8 persen. Di Jerman, yang telah melaporkan lebih dari 24.000 kasus dan hanya 94 kematian, angka itu adalah 0,3 persen.
Advertisement