Kasus Virus Corona COVID-19 di Turki Hampir Sentuh 10 Ribu Orang

Turki melakukan tes massal untuk mendeteksi Virus Corona COVID-19.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 30 Mar 2020, 16:45 WIB
Diterbitkan 30 Mar 2020, 16:45 WIB
Diduga Tertular COVID-19, 132 Penumpang Turkish Airlines Dikarantina
Pekerja medis mengantar para penumpang maskapai Turkish Airlines ke rumah sakit guna menjalani karantina di Ankara, Turki (25/2/2020). Penumpang yang berada di pesawat tersebut akan dikarantina selama 14 hari untuk diperiksa di rumah sakit di ankara. (Xinhua/Mustafa Kaya)

Liputan6.com, Ankara - Jumlah pasien positif Virus Corona (COVID-19) di Turki sudah hampir menyentuh 10 ribu orang. Hingga akhir pekan kemarin, ada 9.217 pasien Virus Corona jenis baru itu di Turki.

Dilaporkan Daily Sabah, Senin (30/3/2020), Menteri Kesehatan Turki Dr. Fahrettin Koca melaporkan ada total 131 pasien meninggal tambahan pada hari Minggu kemarin. Angka itu bertambah 23 orang dari hari sebelumnya.

Di Turki, ada 568 pasien yang mendapatkan perawatan intensif dan 394 orang yang dibantu ventilator.

Totalnya, Turki sudah melakukan tes Virus Corona pada 65 ribu orang. Jumlah warga Turki yang dites tiap hari juga terus meningkat. Angka itu jauh lebih tinggi ketimbang Indonesia.

Jumlah pasien meninggal di Turki masih lebih banyak dari pasien sembut yang saat ini berjumlah 105 orang. Kepada yang sudah sembuh, pasien-pasien itu diminta jangan keluar rumah dalam dua hari ke depan.

Pakar menyebut dalam dua minggu ke depan angka pasien Virus Cornoa bisa memuncak, maka dari itu penting agar masyarakat tidak keluar rumah.

Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan belum melakukan lockdown, tetapi hanya meminta masyarakat karantina secara sukarela di rumah. Aktivitas di tempat-tempat umum seperti pantai, bar, kafe, sekolah dan tempat ibadah sudah dibatasi akibat penyebaran Virus Corona.

Polisi-polisi di beberapa kota pun melakukan pemeriksaan suhu badan bagi warga yang ingin keluar dan masuk kota.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Gedung Putih: Jaga Jarak 2 Meter Demi Hindari Virus Corona COVID-19

Batal Dimakzulkan, Donald Trump Tebar Senyuman
Presiden Donald Trump mengangkat sebuah surat kabar dengan tajuk utama bertuliskan "Trump dibebaskan" selama acara perayaan kemenangan, satu hari setelah upaya pemakzulannya dibatalkan di Ruang Timur Gedung Putih, Washington (6/2/2020). (AP Photo/Evan Vucci)

Pakar kesehatan Gedung Putih terus mendorong adanya social distancing (jaga jarak sosial) supaya menekan penyebaran Virus Corona COVID-19 (COVID-19). Jarak ideal antar satu sama lain disebut sekitar 2 meter atau tepatnya 1,82 meter. 

Rekomendasi itu diberikan oleh Dr. Deborah Birx yang kini dipercaya sebagai Koordinator Respons Virus Corona COVID-19 Gedung Putih. Jarak tersebut meter dianggap ideal untuk menghindari droplet (percikan air liur).

"(Social distancing) adalah ketika kita meminta orang-orang untuk setidaknya saling memberi jarak enam kaki (1,82 meter). Dan kamu mungkin bertanya kenapa enam kaki? Karena banyak bukti sains terkait penyakit pernapasan bahwa jarak itu adalah jarak terjauh saat droplet keluar saat bersin atau batuk," ucap Dr. Birx dalam video Gedung Putih.

Virus Corona COVID-19 dapat menular lewat kontak fisik dekat. Pihak Gedung Putih juga meminta agar tak ada acara kumpul-kumpul lebih dari 10 orang. 

Direktur Institut Alergi dan Penyakit Menular Nasional Dr. Anthony Fauci juga meminta agar masyarakat jangan nekat ke tempat-tempat ramai dulu. Terkait pekerjaan bisa dilakukan dari jarak jauh, sementara untuk hiburan diharapkan ditunda dahulu. 

"Jangan ke bar, jangan ke restoran, jangan ke bioskop dengan banyak orang. Pokoknya pemisahan fisik agar Anda punya ruang antara diri Anda dan orang lain yang bisa saja terinfeksi atau menginfeksimu," tegas Dr. Fauci.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya