Misteri Kulit 2 Dokter di Wuhan Menghitam Usai Sembuh dari Virus Corona COVID-19

Keduanya mendapati kulit mereka berubah menjadi gelap setelah berhasil melalui ambang kematian. Melwewati masa kritis memerangi Virus Corona COVID-19 yang menginfeksi mereka.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 22 Apr 2020, 11:32 WIB
Diterbitkan 22 Apr 2020, 11:25 WIB
Ilustrasi gambar SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Corona COVID-19, diisolasi dari seorang pasien di AS. Diperoleh 27 Februari 2020 milik National Institutes of Health yang diambil dengan mikroskop elektron transmisi.(AFP/National Institutes Of Health)
Ilustrasi gambar SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Corona COVID-19, diisolasi dari seorang pasien di AS. Diperoleh 27 Februari 2020 milik National Institutes of Health yang diambil dengan mikroskop elektron transmisi.(AFP/National Institutes Of Health)

Liputan6.com, Wuhan - Dua dokter China yang sama-sama sakit kritis akibat Virus Corona COVID-19 dilaporkan mengalami perubahan warna kulit menjadi lebih hitam. Keduanya mendapati kulit mereka berubah menjadi gelap setelah berhasil melewati masa kritis.

Hu Weifeng dan Dr. Yi Fan, sebelumnya tertular SARS-CoV-2 ketika mereka merawat pasien di Wuhan Central Hospital pada Januari.

"Kulit mereka terlihat berubah warna karena ketidakseimbangan hormon setelah hati mereka rusak oleh infeksi Virus Corona jenis baru itu," menurut pernyataan dokter yang merawat keduanya kepada media pemerintah China seperti dikutip dari Science Times, Rabu (22/4/2020).

Stasiun televisi pemerintah China CCTV mengatakan bahwa kedua petugas medis ini sebelumnya didiagnosis 18 Januari lalu setelah dibawa ke Wuhan Pulmonary Hospital, mereka akhirnya dipindahkan dua kali.

Yi yang merupakan seorang ahli jantung itu telah mengalahkan Virus Corona COVID-19, setelah dokter memasang mesin pendukung kehidupan bernama ECMO selama tepat 39 hari.

 

Saksikan Juga Video Berikut:

Trauma

Dua dokter di Wuhan positif Corona COVID-19 dan kulitnya menggelap. (Beijing Satellite TV)
Dua dokter di Wuhan positif Corona COVID-19 dan kulitnya menggelap. (Beijing Satellite TV)

ECMO dikenal sebagai prosedur pendukung kehidupan yang drastis, menggantikan fungsi jantung dan paru-paru dengan proses memompa oksigen ke dalam darah yang berasal di luar tubuh.

Dari tempat tidur rumah sakit tempat dirawat, Yi menyampaikan perkembangan kesehatannya. Ia menyatakan telah pulih dalam sebuah pernyataan kepada CCTV. 

Menurut Dr. Yi, ia sudah bisa bergerak di tempat tidur secara normal. Kini tengah belajar berjalan secara mandiri. Ia juga mengakui bahwa cobaan untuk memerangi penyakit mematikan dari Virus Corona baru ini, sampai batas tertentu, membuatnya trauma.

Yi, mengatakan bahwa dia perlahan mampu mengatasi rintangan psikologis yang ada, setelah dokter menghiburnya dan juga mengatur konseling untuknya. Saat ini, ia dirawat di bangsal biasa lain di China-Japan Friendship Hospital di Wuhan.

 

Kondisi Dr Hu Lebih Serius

Mengintip Penanganan Pasien Kritis Virus Corona
Petugas medis memeriksa kondisi pasien kritis virus corona atau COVID-19 di Rumah Sakit Jinyintan, Wuhan, Provinsi Hubei, China, Kamis (13/2/2020). China melaporkan 254 kematian baru dan lonjakan kasus virus corona sebanyak 15.152. (Chinatopix Via AP)

Dr. Hu Weifeng, ahli urologi, sebenarnya telah terbaring di tempat tidur selama 99 hari. Kesehatannya secara keseluruhan masih dianggap lemah, menurut Dr. Li Shusheng yang merawat Dr. Hu.

Dr. Li juga mengatakan, selain dampak infeksi SARS-CoV-2, mereka juga sangat khawatir dengan kesehatan mental Dr. Hu.

Menurut Dr. Li, Dr. Hu tidak berhenti berbicara dengan semua dokter yang datang untuk memeriksanya.

Hu menjalani terapi ECMO mulai dari 7 Februari hingga 22 Maret hingga akhirnya mendapatkan kembali kemampuannya untuk berbicara pada 11 April. Dia saat ini dirawat di unit perawatan intensif di rumah sakit yang sama dengan Dr. Yi.

Dr. Li curiga bahwa kedua kulit petugas medis itu menggelap karena jenis obat tertentu yang telah mereka terima sejak awal perawatan.

Dr. Li kemudian menambahkan bahwa efek samping obat itu sendiri adalah penggelapan warna kulit, meskipun dia tidak menentukan obat atau obat spesifik apa yang digunakan untuk mengobatinya.

Li juga berharap warna kulit kedua petugas medis pada akhirnya kembali normal setelah fungsi hati mereka membaik.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya