Masih Ada Kasus COVID-19 di China, Muncul Kekhawatiran Gelombang Baru Virus Corona

China telah melaporkan beberapa kasus baru Virus Corona COVID-19, memicu kekhawatiran gelombang infeksi baru.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 12 Mei 2020, 13:55 WIB
Diterbitkan 12 Mei 2020, 13:55 WIB
Pertunjukan Cahaya Lawan COVID-19 Hiasi Wuhan
Pemandangan malam hari Kota Wuhan yang terletak di Provinsi Hubei, China tengah (13/4/2020). Pertunjukan cahaya bertema "perjuangan melawan COVID-19" digelar setiap malam di Wuhan baru-baru ini. (Xinhua/Wang Yuguo)

Liputan6.com, Beijing- Menurut data National Health Commission, China melaporkan satu kasus baru Virus Corona COVID-19 pada Senin 11 Mei, turun dari 17 hari sebelumnya. 

Kasus baru yang merupakan infeksi impor itu melibatkan seorang pelancong yang kembali dari luar negeri. Pada hari sebelumnya, China melaporkan 7 kasus impor baru.

Selain itu, dilaporkan juga adanya 15 kasus Virus Corona asimptomatik baru, dibandingkan 12 hari sebelumnya. Total kasus saat ini di China mencapai 82.919 dan jumlah kematian tetap sebanyak 4.633, seperti dikutip dari Channel News Asia, Selasa (12/5/2020). 

Dilansir dari laman Daily Sabah, Otoritas Kota Wuhan pada Minggu 10 Mei melaporkan kasus pertama Corona COVID-19, setelah sebulan terakhir tidak ada kasus. 

Komisi Kesehatan Wuhan mengatakan, pasien yang mengalami Virus Corona COVID-19 pada Sabtu 9 Mei itu dinyatakan positif tanpa memiliki gejala, menurut laporan Business Insider Singapore. 

Saksikan Video Berikut Ini:

Kekhawatiran Gelombang Baru

FOTO: Pelajar SMA di Beijing Semangat Kembali Bersekolah
Sejumlah siswa mengantre sambil menjaga jarak untuk menjalani pemeriksaan suhu tubuh di Sekolah Menengah Atas No. 161 Beijing, Beijing, China, Senin (27/4/2020). Sekolah menengah atas di Beijing memulai kembali kegiatan belajar di kelas untuk siswa tingkat akhir. (Xinhua/Peng Ziyang)

Dilansir dari The Guardian, kekhawatiran pada gelombang infeksi baru di China telah muncul saat adanya wabah Virus Corona COVID-19 yang tidak terlacak di sebuah kota di negara tersebut di dekat perbatasan Rusia, dan serangkaian kasus baru di Wuhan. 

Pihak berwenang China pada Minggu 10 Mei, mereklasifikasi Shulan, yaitu sebuah kota dekat perbatasan Rusia dan Korea Utara, yang dikatakan memiliki risiko tinggi, setelah sekelompok kasus yang terhubung dengan seorang perempuan yang tidak memiliki riwayat perjalanan atau paparan virus.

Hal tersebut, dikatakan terjadi hanya seminggu setelah semua wilayah di China ditetapkan sebagai yang berisiko rendah atau sedang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya