5 Fakta Miris Warga Kulit Hitam yang Tewas di Tangan Polisi Amerika Serikat

Masyarakat kulit hitam masih terus memperjuangkan hak mereka agar bisa setara dengan warga lainnya di Amerika Serikat. Sejumlah insiden berujung kematian kerap kaum tersebut alami.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 29 Mei 2020, 20:10 WIB
Diterbitkan 29 Mei 2020, 20:10 WIB
Foto George Floyd. (Christine T. Nguyen/Minnesota Public Radio via AP)
Foto George Floyd. (Christine T. Nguyen/Minnesota Public Radio via AP)

Liputan6.com, Minnesota - Kematian George Floyd, seorang warga kulit hitam di Amerika Serikat yang meninggal di tangan polisi seolah menyulutkan api kemarahan masyarakat.

Bahkan bukan hanya komunitas warga kulit hitam, namun juga seluruh warga AS hingga dunia. Saat ini, demonstrasi pun tengah berlangsung di berbagai tempat di negara adidaya tersebut.

Pasalnya, ini bukan kali pertama kejadian semacam itu terjadi. Bahkan, bisa dikatakan bahwa kejadian seperti ini sudah kerap terjadi hingga tak bisa lagi dihitung dengan hitungan jari. 

Masalah kemanusiaan pun menjadi persoalan utama di negara besar seperti AS. Bahkan, salah satu media AS pun menuliskan bahwa saat ini ada dua virus yang menginfeksi AS, yakni Virus Corona COVID-19 dan juga rasisme. 

Mengutip laporan dari mappingpoliceviolence.org, Jumat (29/5/2020), berikut adalah 5 fakta miris mengenai kematian masyarakat kulit hitam di tangan polisi AS: 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


1. 24% Masyarakat Kulit Hitam Tewas di Tangan Polisi AS

FOTO: Kematian Pria Kulit Hitam Picu Kerusuhan di Minneapolis
Foto yang diambil dari video menunjukkan polisi menangkap George Floyd di Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat, Senin (25/5/2020). Kepolisian Minneapolis menyampaikan bahwa keempat personel yang terlibat kasus kematian Floyd telah dipecat. (Darnella Frazier/Facebook/Darnella Frazier/AFP)

Menurut data tersebut, 24% masyarakat kulit hitam telah meninggal dunia di tangan polisi Amerika Serikat. Satu hal yang membuatnya menjadi lebih miris adalah karena populasi mereka hanya sebanyak 13% di seluruh wilayah AS.


2. Di Tahun 2019, Hanya Ada 27 Hari di Mana Polisi Tidak Membunuh Warga Kulit Hitam

FOTO: Kematian Pria Kulit Hitam Picu Kerusuhan di Minneapolis
Bunga dan balon memenuhi lokasi kematian George Floyd oleh polisi di Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat, Rabu (27/5/2020). Unjuk rasa damai berubah menjadi kerusuhan setelah polisi menembaki mereka dengan gas air mata dan peluru busa. (Kerem Yucel/AFP)

Menurut data tahun 2019, hanya ada 27 hari di antara 365 hari pada seluruh tahun ketika polisi tidak membunuh warga kulit hitam. 

Lebih spesifiknya, paling tidak polisi membunuh satu orang dalam satu hari, hingga paling banyak 9 orang dalam satu hari. 


3. Warga Kulit Hitam Tiga Kali Lebih Berisiko Alami Kematian di Tangan Polisi

FOTO: Kematian Pria Kulit Hitam Picu Kerusuhan di Minneapolis
Sejumlah wanita memegang spanduk saat unjuk rasa atas kematian George Floyd oleh polisi di dekat TKP di Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat, Rabu (27/5/2020). Mayoritas demonstran hadir sambil membawa spanduk bertuliskan "I Can't Breathe" dan "Justice 4 Floyd". (Kerem Yucel/AFP)

Masyarakat kulit hitam di Amerika Serikat faktanya tiga kali lebih berisiko mengalami kekerasan hingga kematian di tangan polisi dibandingkan ras lainnya.

Jika dibandingkan, rasio kematian warga kulit hitam adalah 6,6. Sedangkan ras Hispanik 3,8 dan warga kulit putih 2,5.


4. 99% Polisi yang Jadi Pelaku Tidak Diadili

FOTO: Kematian Pria Kulit Hitam Picu Kerusuhan di Minneapolis
Polisi menyingkirkan barikade yang dibuat demonstran saat unjuk rasa atas kematian George Floyd oleh polisi di luar Third Police Precinct, Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat, Rabu (27/5/2020). Kematian George Floyd memicu kerusuhan di Minneapolis. (Kerem Yucel/AFP)

Menurut data dari tahun 2013-2019, 99% polisi yang menjadi pelaku tidak diadili.

Bahkan dari 100 orang, hanya tiga yang didakwa dan satu yang akhirnya dinyatakan bersalah. Sisanya, bebas dari tuduhan. 


5. Penyebabnya Bukan Lagi Soal Tindakan Kriminal

Aksi unjuk rasa oleh warga Minneapolis atas kematian George Floyd, pria kulit hitam yang meninggal akibat ulah polisi AS.
Aksi unjuk rasa oleh warga Minneapolis atas kematian George Floyd, pria kulit hitam yang meninggal akibat ulah polisi AS. (Twitter: @kmohanty99)

Lebih parahnya lagi, ternyata penyebab para polisi melakukan kekerasan yang berujung kematian tersebut ternyata bukan lagi soal tindakan kriminal yang dilakukan oleh korban. 

Menurut data dari tahun 2013-2018, kekerasan yang terjadi oleh polisi bahkan tidak selalu terjadi di tempat-tempat dengan tingkat kriminal yang tinggi. 

Kekerasan oleh polisi paling banyak terjadi di Oklahoma City, di mana angka kasusnya lebih dari 20 sedangkan angka kasus kriminal biasa hanya kurang dari 10. 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya