Alasan WHO Sebut Amerika Latin Pusat Baru Virus Corona COVID-19

WHO mengatakan terdapat hampir 938 ribu kasus terkait COVID-19 di seluruh Amerika Latin dan Kepulauan Karibia dan hampir 50 ribu kematian per hari.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Jun 2020, 07:03 WIB
Diterbitkan 03 Jun 2020, 07:03 WIB
Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19
Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19. Kredit: Fernando Zhiminaicela via Pixabay

Liputan6.com, Brasilia - Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) pada Senin 1 Juni 2020 menyatakan Amerika Latin adalah pusat baru pandemi Virus Corona COVID-19, karena angka kematian harian di kawasan itu kini melebihi angka di Amerika Serikat atau Eropa.

WHO mengatakan terdapat hampir 938 ribu kasus terkait Corona COVID-19 di seluruh Amerika Latin dan Kepulauan Karibia dan hampir 50 ribu kematian per hari.

Dikutip dari laman VOA Indonesia, Rabu (3/6/2020) Brasil, Chile dan Ekuador memimpin Amerika Tengah dan Selatan dengan kasus terbanyak.

Pemerintah Amerika Seritkat melaporkan, COVID-19 telah menewaskan sekitar 26 ribu penghuni panti jompo di negara itu.

Jumlah itu hampir seperempat dari semua kematian di negara itu akibat penyakit tersebut. Sekitar 450 anggota staf panti jompo juga meninggal akibat COVID-19.

Dampak COVID-19 mematikan bagi lansia karena banyak dari mereka sudah mengidap penyakit lain. Menurut beberapa pakar, jumlah kasus Corona COVID-19 di panti jompo mungkin tidak dihitung semua karena sebagian kematian mungkin akibat penyebab lain.

Pejabat federal merekomendasikan satu kali tes bagi semua penghuni panti jompo dan staf dan tes lanjutan setiap minggu.

Simak video pilihan berikut:

Protes di Chile

Ilustrasi Virus Corona 2019-nCoV (Public Domain/Centers for Disease Control and Prevention's Public Health Image)
Ilustrasi Virus Corona 2019-nCoV (Public Domain/Centers for Disease Control and Prevention's Public Health Image)

Warga Chile turun ke jalan-jalan di pinggiran Santiago, untuk mendesak pemerintah agar memberi bantuan bagi keluarga yang membutuhkan, termasuk makanan dan kebutuhan pokok lainnya.

Penduduk permukiman informal kelompok '17 Mei' menyatakan kerugian ekonomi akibat pandemi menghantam keras kehidupan mereka sehingga memberi makan keluarga menjadi sebuah tantangan.

"Terjadi kekurangan makanan juga banyak pengangguran, warga yang tinggal di permukiman ini adalah mereka yang bekerja dari hari ke hari," kata penduduk lokal, Pamela. Untuk mendapatkan makanan, para penghuni permukiman tersebut menyiapkan dapur umum.

Orang-orang memukuli panci-panci sambil berseru lantang agar permintaan mereka mendapat perhatian.

Chile memiliki jumlah infeksi virus corona tertinggi ketiga di wilayah tersebut, setelah Brasil dan Peru.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya