Visa Ditolak, WNI Ini Tak Bisa Kunjungi Pasangan di Australia

Seorang wanita asal Indonesia tak bisa mengunjungi pasangannya di Australia.

diperbarui 06 Jul 2020, 19:23 WIB
Diterbitkan 06 Jul 2020, 19:23 WIB
Wanita Indonesia tak bisa kunjungi pasangan di Australia akibat masalah visa.
Wanita Indonesia tak bisa kunjungi pasangan di Australia akibat masalah visa. Dok: ABC Australia

Canberra - Perempuan Indonesia bernama Kimi Santoso mengalami kesulitan untuk mengunjungi pasangannya di Australia. Pihak imigrasi menolak memberikan visa karena meragukan hubungan pasangan itu. 

Dilaporkan ABC Australia, Senin (6/7/2020), Kimi yang sedang berada di Bali, ingin kembali ke Australia agar dapat kembali bersama pasangannya, Todd Hartley, yang tinggal di Cairns, negara bagian Queensland.

Padahal, mereka sudah menunjukkan bukti adanya pembicaraan lewat pesan pendek sebanyak 20 ribu kali.

Kimi sebelumnya sudah memiliki visa turis untuk masuk ke Australia , namun ia pergi ke Bali untuk menemui sanak keluarganya, sebelum perbatasan internasional ditutup akibat pandemi COVID-19.

Permintaan Kimi untuk kembali ke Australia sejauh ini ditolak oleh Departemen Dalam Negeri Australia yang tidak percaya mereka memiliki hubungan yang "murni".

"Kami saling mencintai," kata Todd kepada ABC.

Saat ini dalam pembatasan perjalanan yang diberlakukan oleh Australia, hanya warga negara dan mereka yang sudah memiliki status 'permanent resident' yang boleh kembali ke Australia.

Menurut Departemen Dalam Negeri Australia, mereka yang masih berstatus visa tertentu, walau sudah memiliki hubungan yang jelas dengan warga negara, tidak bisa berarti bisa ke Australia dengan mudah.

Permohonan Kimi sudah dua kali ditolak.

Todd menuduh Departemen Dalam Negeri Australia sedang mempermainkan 'nasib dan emosi' orang, karena menolak mengakui hubungannya dengan Kim sebagai hubungan yang murni. 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Sudah Tunjukan Selfie dan Berbagai Surat

cinta
ilustrasi menggenggam tangan/Photo by Ryan Franco on Unsplash

Dalam penolakannya, Departemen Dalam Negeri Australia mengatakan berdasarkan bukti-bukti yang ada, mereka tidak percaya hubungan Todd Hartley dan Kimi Santoso adalah hubungan yang murni.

Pasangan itu sudah menyerahkan bukti puluhan ribu pesan pendek yang dikirim antar mereka, foto selfie yang diambil pasangan itu ketika berlibur, serta surat-surat dari orang lain yang mengatakan mereka adalah pasangan.

Todd bertemu dengan Kimi tiga tahun lalu, ketika berlibur di Bali.

Ia mengatakan bingung dengan apa yang terjadi karena hubungan mereka sudah diakui oleh departemen lain dalam jajaran pemerintah Federal Australia.

"Saya adalah warga negara Australia dan dia adalah pasangan saya," katanya. 

Todd mengatakan keputusan untuk menolak permintaan agar Kimi bisa kembali ke Australia bisa disebabkan karena kesalahan yang dibuat oleh lembaga bernama 'Services Australia'.

Dalam permohonan Todd untuk mendapatkan 'JobSeeker', atau dana bantuan bagi pencari kerja yang sulit mendapat kerja di saat pandemi COVID-19, statusnya disebut 'single' atau masih lajang.

'Centrelink' yang bertanggung jawab mengurusi tunjangan sosial sekarang sudah memperbaiki kesalahan tersebut dan menyebut pasangan itu memang memiliki hubungan.

"Kami meminta maaf atas kesalahan yang kami lakukan dan akan terus membantu Todd menyelesaikan maasalah yang dihadapinya," kata manajer umum Services Australia, Hank Jongen.

Namun Hank membantah kesalahan itu berhubungan dengan permohonan visa Kimi.

"Departemen Dalam Negeri tidak menggunakan data dari Services Australia guna mengukuhkan hubungan berkenaan dengan informasi mengenai perjalanan," katanya.

Pemerintah Australia Masih Bungkam

Ilustrasi kota Melbourne, Australia (AFP/Christopher Futcher)
Ilustrasi kota Melbourne, Australia (AFP/Christopher Futcher)

Sejauh ini, Departemen Dalam Negeri Australia belum menjawab pertanyaan dari ABC mengenai hal ini. 

Seorang pengacara masalah imigrasi, Frank Laza yang dihubungi ABC mengatakan pemerintah Australia sedang meningkatkan penyelidikan terhadap mereka yang mengajukan permohonan visa Australia selama pandemi.

Kantornya yang di Cairns saat ini juga sedang membantu seorang perempuan asal sebuah negara di Skandinavia yang menikah dengan seorang warga Australia untuk bisa datang menggunakan visa turis.

"Meskipun mereka sudah menikah dan memiliki surat kawin, Imigrasi ingin mendapatkan informasi lebih banyak mengenai hubungan mereka," kata Frank. 

Frank mengatakan pandemi COVID-19 ini telah menimbulkan banyak kebingungan bagi mereka yang hendak masuk atau meninggalkan Australia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya